Dinilai Mahyudin, apa yang pernah digagas Kemenag melalui giat perkemahan pemuda lintas agama tahun -tahun sebelumnya patut diapresiasi. Dimana giat ini diharapkan sebagai wadah para pemuda lintas agama bisa bersilaturahmi, berbaur bahkan tidur bersama dalam satu tenda di tengah perbedaan keyakinan yang ada.
Keempat, melalui budaya digital dan media sosial. Media sosial menjadi center informasi di era digital. Termasuk lintas Kementerian/lembaga/Pemda Perpres Nomor 58 Tahun 2023.
Pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Baik di lembaga pendidikan agama dan keagamaan.
“Semoga kegiatan ini terus berlanjut dalam kegiatan dialog serupa kedepannya. Semakin sering bertemu, berdialog, semakin bisa meminimalisir permasalah keagamaan di tengah masyarakat” harapnya.
Sementara itu Duski Samad selaku ketua FKUB Sumbar mengatakan forum keagamaan adalah jembatan silaturahmi memperkuat dan memperkokoh keharmonisan. Duski Samad meyakini ketika tokoh agama senantiasa dilibatkan dalam setiap aspek dalam konteks kehidupan beragama, akan memudahkan terwujudnya harmonissasi dan kerukunan.
Semakin sering melaksanakan pertemuan antar tokoh agama agama yang ada, semakin mempermudah mengatasi perbedaan atau pun permasalahan di tengah masyarakat, ujarnya.
Hadir Kabid PHU H M Rifki selalu pengurus FKUB Sumbar, Ketua Permabudhi Sumatera Barat Sahari, Founder Forum Komunikasi Masyarakat Tionghoa Indonesia Kota Padang Valentinus Gunawan, para tokoh ulama Sumbar. (*)














