Ia mengaku, prinsip dasar yang sering ditampilkan dalam bahilo dan spanduknya dalam kontestasi politik adalah bahwa amanah itu diberikan, tidak dimohonkan apalagi dipaksakan.
“Oleh sebab itu ketika masyarakat sudah memberikan amanah dengan ikhlas kepada kita, maka harus dijaga dengan baik. Cara menjaganya jadikan kehadiran kita berarti dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Dedi Fatria merupakan salah satu sosok yang sangat fokus dalam menuntaskan amanah yang berikan oleh masyarakat, khususnya pada kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat.
Ia mempunyai kepekaan dan kepedulian dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Tiga periode terpilih menjadi anggota DPRD sejak tahun 2014, telah menjadikannya mengumuli berbagai lini kehidupan masyarakat.
Terbukti, Dedi Fatria banyak terlibat dalam berbagai bidang, mulai dari adat, budaya, kemanusiaan, keagamaan, dan kepemudaan.
Bahkan sebelum menjadi anggota DPRD Bukittinggi, ia sudah bergelut sebagai pegiat Disabilitas, dan memimpin Yayasan Azzamul Ikhlas dengan mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) AL-Ikhlas sejak berusia 26 tahun, sekolah yang lebih fokus menangani anak-anak berkebutuhan khusus/penyadang autis.














