Kegiatan Sederhana, Dampak Besar
Durasi kegiatan tim di sekolah tersebut hanya beberapa jam. Tapi dampaknya sangat terasa. Banyak siswa yang menyatakan baru kali ini mendapat pemahaman yang menyeluruh dan praktis. Beberapa dari mereka bahkan meminta agar kegiatan ini dilanjutkan secara rutin.
Ini membuktikan bahwa tidak selalu dibutuhkan program berskala besar untuk menciptakan perubahan. Dengan pendekatan yang tulus, empatik, dan relevan, kegiatan sekecil apa pun bisa membekas dalam diri remaja dan menjadi titik balik dalam hidup mereka.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Pergaulan bebas adalah cerminan dari ketidaksiapan remaja dalam menghadapi kebebasan. Dan ketidaksiapan itu sering lahir karena kurangnya pendampingan dari orang-orang dewasa di sekitar mereka. Jika kita ingin melihat Sumatera Barat tetap teguh sebagai tanah yang menjunjung tinggi nilai adat dan agama, maka kita harus mulai dari remaja hari ini.
Pendidikan karakter tidak bisa lagi dipandang sebagai pelengkap. Ia harus menjadi inti dari proses pendidikan, baik di sekolah maupun di rumah. Pergaulan bebas tidak akan bisa dicegah dengan larangan semata. Ia hanya bisa dicegah dengan membangun kesadaran, menumbuhkan rasa percaya diri, dan menyediakan ruang aman bagi remaja untuk tumbuh.
Penutup: Kita Semua Bertanggung Jawab
Menjaga remaja dari jerat pergaulan bebas bukan hanya tugas guru agama, atau pekerjaan konselor sekolah. Ini adalah tanggung jawab bersama: orang tua, guru, akademisi, pemerintah, hingga masyarakat luas. Karena satu generasi yang gagal kita dampingi hari ini, bisa menjadi generasi yang kehilangan arah esok hari.
Mari kita ubah cara kita mendidik remaja. Lebih banyak dialog, lebih banyak pelukan, dan lebih sedikit penghakiman. Karena remaja yang dipahami dan didampingi hari ini, adalah pemimpin yang berintegritas dan kuat di masa depan. (*)










