Teks Foto : Bidan desa melakukan pendampingan pelaksanaan Posyandu di Korong Kampuang Tangah Enam Lingkung. ALDI
PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Membiarkan anak terutama yang masih berusia di bawah lima tahun makan makanan siap saji atau jajanan tak sehat seperti manisan berlebihan bukan suatu hal yang bijak.
Hal ini disampaikan oleh Bidan Puskesmas Kec. Enam Lingkung, Fitria Lusiani, Amd.keb saat melakukan pendamping kegiatan Posyandu di Korong Kampuang Tangah Nagari Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman.Â
Ia menyebutkan anak yang terbiasa mengonsumsi makanan tidak sehat cenderung lebih rentan terhadap penyakit dan mengalami gangguan pada pertumbuhan fisiknya, seperti berat badan yang tidak sesuai dengan usianya baik terlalu kurus maupun berlebih.
Selain itu, pola makan yang buruk juga dapat memengaruhi konsentrasi dan daya pikir anak, sehingga menghambat proses belajar dan perkembangan kognitifnya.
“Penting bagi orang tua untuk memastikan asupan gizi anak seimbang agar tumbuh kembangnya optimal, baik secara fisik maupun mental,” ujar Fitria Lusiani yang didampingi Bidan desa Efriwazrita, S. Tr. Keb, Rabu (11/6).
Selain itu katanya, Salah satu masalah yang sering terjadi saat posyandu setiap bulan di setiap desa pada anak usia dua tahun ke atas adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap pola makan sehari-hari.
Banyak anak yang dibiarkan mengonsumsi camilan tidak sehat atau susu instan secara berlebihan tanpa pengawasan, sehingga mengganggu keseimbangan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Dikatakan, Konsumsi berlebihan makanan tersebut dapat menyebabkan anak merasa kenyang lebih cepat, menurunkan nafsu makan terhadap makanan pokok yang lebih bergizi, dan pada akhirnya berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan zat gizi penting seperti protein, vitamin, dan mineral, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh akibatnya, anak berisiko mengalami stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang berdampak pada tinggi badan, perkembangan otak, serta kesehatan jangka panjang.
Lebih lanjut, Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia, tetapi juga dapat menimbulkan konsekuensi fatal terhadap kesehatan anak, termasuk penurunan fungsi kognitif, sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta peningkatan risiko penyakit di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk segera mengambil langkah pencegahan dan memberikan asupan gizi yang cukup sejak dini.
Ia berharap, Kepada orang tua dalam upaya pencegahan stunting pada anak orang tua berperan langsung dalam memberikan asupan gizi yang cukup, pola asuh yang baik, serta menjaga kebersihan dan kesehatan anak sejak dalam kandungan hingga masa pertumbuhan.
Sementara itu, lingkungan yang mendukung seperti akses terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi yang baik, serta edukasi masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan perawatan anak juga menjadi faktor penentu dalam mencegah stunting.
Oleh karena itu kolaborasi antara keluarga dan lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting. (*)














