Pada tahun 2023, ia bahkan sempat mendapatkan tawaran beasiswa penuh dari University of Lisboa untuk program Bachelor Degree in Computer Engineering. Namun, kesempatan tersebut belum bisa ia ambil karena pertimbangan tanggung jawab lain di dalam negeri.
“Saya tidak pernah menganggap itu sebagai kegagalan. Saya yakin ada alasan kenapa saya belum berangkat saat itu. Mungkin ada hal yang lebih penting yang harus saya selesaikan di sini,” ujar Rifki.
Baginya, semua aktivitas yang ia jalani saat ini, baik sebagai duta kampus, peserta KKN internasional, maupun duta bahasa tak lain sebagai batu loncatan untuk menuju cita-cita kuliah di Eropa.
“Saya ingin melanjutkan studi ke Eropa. Saya yakin, apa yang saya lakukan hari ini akan membawa saya ke panggung itu, ke dunia yang lebih luas,” ucap mahasiswa berusia 21 tahun ini.
Ia pun menyadari bahwa mempertahankan hal baik bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kegigihan dan rasa ingin tahu yang tinggi agar tetap berada di jalur yang benar.
“Kalau saya merasa ingin berhenti, saya kembali ke niat awal. Saya tanya ke diri saya, kenapa harus berhenti, padahal sudah sejauh ini? Kalau saya menyerah, apa yang akan terjadi? Dari situ saya bisa kembali melangkah,” ujarnya.
Bagi Rifki, peluang bukan untuk ditakuti, melainkan dijemput. Ia percaya bahwa setiap orang punya cara masing-masing dalam menaklukkan batas.
“Segala yang tidak mungkin bagi orang lain, akan saya buat menjadi mungkin. Hambatan itu sejatinya bukan dari luar, tapi dari diri sendiri. Kita yang menentukan bagaimana cara menghadapinya,” katanya.














