Kedua, pemerintah daerah melalui dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota memastikan tersedianya fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai untuk pemeriksaan jemaah. Ketiga, para alim ulama dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) dengan memberikan edukasi berkelanjutan tentang pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental serta memenuhi istitha’ah kesehatan. Terakhir, masyarakat, yang perlu memahami dan mendukung pentingnya persiapan kesehatan jasmani dan rohani sebelum berhaji.
13 Jemaah Debarkasi Sumbar Wafat
Diketahui, sebanyak 13 jemaah haji Debarkasi Padang meninggal dunia di Tanah Suci saat melaksanakan ibadah haji. Dengan rincian, 9 di antaranya jemaah asal Sumbar dan 4 jemaah asal Bengkulu. Adapun satu di antaranya diketahui wafat di pesawat.
Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Padang, M. Rifki menyebutkan, semua jemaah yang wafat sebelum Armuzna sudah dibadalhajikan, dan semua jemaah wafat sudah dikebumikan di Tanah Suci. Bagi jemaah yang di pesawat, pihak keluarga akan menerima asuransi dari maskapai.
Sementara itu, sebelumnya satu orang jemaah haji Debarkasi Padang kloter 10 juga sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil Padang sesaat setelah mendarat di Bandara International Minangkabau (BIM).
Insiden ini terjadi usai pesawat Lion Air JT 3091 yang mengangkut 422 jemaah kloter 10 terbang dari Madinah mendarat di Padang pada Minggu (29/6). Jemaah yang dirujuk atas nama Marianis (84) asal Padang Pariaman.
“Beberapa saat setelah mendarat, tim Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) langsung memeriksa dan mengidentifikasi jemaah kemudian dirujuk ke rumah sakit,” kata Rifki pada Senin (30/6).
Menurut keterangan petugas kloter, dr. Mayang, jemaah atas nama Marianis (84) dirujuk karena sebelum pulang hilang selera makan, dan akhirnya kekurangan cairan, lemas, serta kesadaran menurun.














