PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Wali Kota Pariaman periode 2013-2018, Mukhlis Rahman menyoroti kegiatan pembangunan Masjid Terapung dan Sport Hall Pauh yang masih terbengkalai selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disampaikan dalam rapat paripurna HUT Kota Pariaman ke-23 di aula DPRD, Rabu (2/7).
Diundang sebagai tokoh masyarakat, Mukhlis menyampaikan sambutannya atas keberlangsungan pemerintahan kota yang telah memasuki usia 23 tahun. Kendati banyak program-program yang diluncurkan, ia berharap wali kota dan wakil wali kota saat ini tetap mengutamakan program pemerintahan lama yang belum rampung.
“Saya hadir kan sebagai tokoh masyarakat, tentu yang disampaikan berkaitan dengan kepentingan masyarakat pula. Saya meminta kepada pemko, untuk tetap melanjutkan kegiatan pembangunan yang belum selesai karena bagaimana pun uang yang akan digunakan juga milik rakyat,” kata dia saat ditemui awak media.
Menurut Mukhlis, beberapa kegiatan pembangunan yang kini vakum sudah menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Ia akan sangat menyayangkan apabila pemerintah kota tidak bisa melanjutkan pembangunannya.
“Kegiatan pembangunan ini tujuannya kan agar dimanfaatkan oleh masyarakat. Jadi, saya sarankan agar diselesaikan yang (tertunda) itu dulu seperti masjid terapung, sport hall di Pauh, Youth Center di Rawang dan rencana pembangunan lain. Sayang sekali, karena semarak pembangunannya hanya di awal saja, tidak sampai selesai,” jelas Mukhlis.
Selain itu, ia juga menyoroti hibah kapal perang dari Kementerian Pertahanan yang masih terparkir di Pantai Pauh tanpa adanya rencana pembangunan. “Apa tujuan adanya kapal itu? Kan belum dikaji lagi. Untuk itu, kepada DPRD dan wali kota saat ini bisa merumuskannya segera,” kata dia.
Ia percaya, apabila sejumlah program infrastruktur yang tertunda dilanjutkan, maka akan semakin mempercantik wajah kota. Dengan begitu, pengunjung semakin tertarik datang ke Kota Pariaman, sehingga industri UMKM turut meningkat.
Mukhlis juga menanggapi persoalan efisiensi anggaran di sektor pembangunan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Dikatakannya, hal itu bukanlah tantangan yang besar jika pemerintah bisa merumuskan prioritas anggaran.
“Saya kira, pemimpin yang cerdas ialah yang bisa melihat apa yang harus diprioritaskan. Perketatlah ikat pinggangnya, seperti dengan membatasi anggaran perjalanan dinas untuk kemajuan kota yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Pariaman Yota Balad menanggapi, program pembangunan yang belum rampung dari kepemimpinan sebelumnya tetap mendapat perhatian. Kendati begitu, pihaknya tidak bisa merealisasikan pada tahun 2025.
“Untuk tahun ini belum bisa karena adanya keterbatasan anggaran. Kemungkinan kita coba di tahun depan, atau tahun berikutnya dengan pembangunan bertahap,” kata dia.
Yota setuju dengan penyampaikan Mukhlis yang meminta agar pembangunan program terbengkalai bisa dilanjutkan. Sudah ada rumusan prioritas anggaran, tetapi pembangunan masjid terapung dan infrastruktur olahraga yang dimaksud membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Bagaimanapun, kita tetap berupaya agar pembangunan yang terbengkalai bisa kita rampungkan, karena sudaha ada uang pemerintah yang terpakai di sana. Akan kita realisasikan secara bertahap program-program tersebut,” jelasnya. (*)














