PADANG, HARIANHALUAN.ID — Meski dianugerahi alam yang sangat indah, Sumatera Barat (Sumbar) juga memiliki potensi bencana yang sangat lengkap dan beragam. Oleh karenanya, penanganan bencana mesti menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah (pemda). Di sisi lain, masyarakat juga harus senantiasa menjaga alam agar terhindar dari berbagai potensi bencana.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, tahun 2023 dan 2024 menjadi tahun yang berat bagi Sumbar, karena dipenuhi dengan rentetan kejadian bencana masif yang menimbulkan korban jiwa.
“Dimulai pada Desember 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi signifikan yang melontarkan material vulkanik dalam jumlah besar, menutupi lereng dan aliran sungai dengan endapan abu dan batuan. BNPB mencatat terdapat 23 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi ini,” kata Suharyanto saat meresmikan dua infrastruktur vital yang sebelumnya rusak akibat bencana banjir bandang atau galodo di Kota Padang Panjang, Jumat (4/7) kemarin.
Lalu pada awal Maret 2024, ia melanjutkan, wilayah Sumbar dilanda banjir bandang akibat curah hujan ekstrem. Bencana tersebut melanda sebagian besar daerah dan mengakibatkan 28 orang meninggal dunia dan 4 orang dinyatakan hilang. Belum selesai duka itu, pada 11–12 Mei 2024 terjadi banjir lahar dingin yang sangat destruktif. Aliran lahar membawa lumpur, batu, kayu, dan material vulkanik ke sungai-sungai hilir. Akibatnya, infrastruktur hancur, pemukiman rusak, serta menewaskan 63 orang.
Peristiwa bencana tersebut tidak hanya menorehkan duka mendalam namun juga melumpuhkan aktivitas warga. Dengan diresmikannya dua infrastruktur vital di Kota Padang Panjang ini, Suharyanto berharap aktivitas sosial dan perekonomian masyarakat sekitar kembali seperti sedia kala.
“Hari ini kita meresmikan kembali Jembatan Tanah Bato dan Jalan Lubuk Mata Kucing yang menjadi jalur vital bagi mobilitas masyarakat dan ekonomi di Padang Panjang. Pembangunan kembali infrastruktur yang rusak akibat diterjang banjir bandang ini adalah bukti nyata semangat bangkit dan pulih bersama,” ucap Suharyanto.
Di lain pihak, Suharyanto juga mengajak masyarakat untuk menjaga insfrastruktur yang telah dibangun, serta memelihara tata ruang dan lingkungan sehingga terhindar dari bencana di masa yang akan datang.














