Merespons kejadian ini, BPBD Kota Mataram segera berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan melakukan asesmen lapangan. Upaya penanganan darurat melibatkan berbagai unsur, termasuk Tim Reaksi Cepat (TRC) dari BPBD Provinsi NTB dan BPBD Kota Mataram, unsur TNI/Polri, Basarnas, relawan kebencanaan, serta aparatur kecamatan, kelurahan, dan masyarakat setempat. Semua pihak bekerja sama untuk membantu evakuasi, memberikan pertolongan darurat, dan memastikan keselamatan warga terdampak.
Saat ini, hujan telah mereda, namun genangan air masih terlihat di sejumlah permukiman. Tim di lapangan masih terus memantau dan melakukan penyisiran untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak. Kebutuhan mendesak di lokasi terdampak mencakup evakuasi warga, makanan siap saji, air mineral, terpal, serta alat penerangan. BPBD bersama pihak terkait terus berupaya memenuhi kebutuhan dasar warga sambil menunggu kondisi benar-benar membaik.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas apabila terjadi hujan lanjutan. Pemerintah Kota Mataram akan terus memberikan informasi terbaru dan melakukan langkah-langkah lanjutan demi menjaga keselamatan dan kenyamanan warga di tengah situasi darurat ini.
Sementara itu, di wilayah Sulawesi, banjir juga terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat, (4/7). Curah hujan yang cukup ekstrem tersebut menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, khususnya di Kecamatan Matakali dan Kecamatan Wonomulyo, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 cm. Banjir ini mengakibatkan genangan di permukiman warga serta merendam kawasan pertanian dan perikanan di beberapa titik.
Wilayah terdampak banjir meliputi dua kecamatan dan tersebar di 1 kelurahan dan 5 desa, yaitu: Desa Patampanua di Kecamatan Matakali, serta Kelurahan Sidodadi, Desa Sumberjo, Desa Campurjo, Desa Tumpiling, dan Desa Galeso di Kecamatan Wonomulyo. Berdasarkan data terakhir, tercatat sebanyak 414 KK terdampak banjir, dengan rincian: Desa Patampanua 65 KK, Kelurahan Sidodadi 118 KK, Desa Sumberjo 1 KK, Desa Campurjo 25 KK, Desa Tumpiling 185 KK, dan Desa Galeso 20 KK.
Dari segi kerugian materiel, banjir ini merendam setidaknya 366 unit rumah milik warga. Rinciannya adalah: Desa Patampanua sebanyak 50 rumah, Kelurahan Sidodadi 95 rumah, Desa Sumberjo 1 rumah, Desa Campurjo 25 rumah, Desa Tumpiling 180 rumah, dan Desa Galeso 15 rumah. Selain rumah, banjir juga merendam 66 Ha lahan persawahan dan 27 hektare tambak, dengan rincian: Desa Campurjo mengalami 10 hektare sawah terendam, sedangkan di Desa Galeso terdapat 56 hektare sawah dan 27 hektare tambak yang turut terdampak.
Menanggapi kejadian ini, BPBD Provinsi Sulawesi Barat segera melakukan koordinasi untuk memantau perkembangan situasi di lapangan. Komunikasi terus dilakukan dengan BPBD Kabupaten Polewali Mandar, yang juga telah menurunkan TRC ke lokasi kejadian. Tim tersebut berkoordinasi dengan aparat pemerintah setempat untuk melakukan pemantauan dan pendataan secara langsung di seluruh wilayah terdampak.
Kondisi mutakhir hingga Minggu, (6/7), menunjukkan bahwa banjir masih menggenang di beberapa titik. Sebagian warga terdampak memilih untuk mengungsi sementara ke rumah keluarga terdekat, mengingat rumah mereka belum dapat ditempati secara layak. Pemerintah daerah terus melakukan upaya mitigasi dan penanganan darurat guna mencegah dampak lanjutan serta memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.














