PADANG, HARIANHALUAN.ID— Keberlanjutan sektor pertanian Sumatera Barat (Sumbar) tengah menghadapi tantangan besar. Menurut Pakar Pertanian Universitas Andalas (Unand), Ir. Munzir Busniah, menurunnya minat generasi muda untuk menjadi petani disebabkan oleh fokus kebijakan yang terlalu sempit, yakni hanya pada peningkatan produksi, bukan keberlanjutan.
“Petani kita di desa-desa hari ini didominasi oleh generasi tua yang kehilangan motivasi karena harga hasil panen yang tidak menentu setiap musim,” ujarnya kepada Haluan, Rabu (9/7).
Munzir menyoroti masalah ketidakpastian harga sebagai faktor utama. Banyak petani menjual komoditas seperti jeruk Gunuang Omeh di Limapuluh Kota dengan harga yang sangat rendah karena bergantung pada tengkulak.
Nilai tambah justru dinikmati oleh perantara, bukan oleh petani sendiri. Ia menegaskan bahwa tanpa jaminan harga dan pembenahan struktur pasar, mustahil bagi petani muda untuk bertahan.
“Kalau tidak ada tindakan konkret, profesi petani akan selamanya dipandang tidak menjanjikan,” tegasnya. (*)














