PADANG, HARIANHALUAN.ID— Guna menjawab krisis regenerasi petani di Sumbar, para pakar pertanian Universitas Andalas mendorong serangkaian langkah strategis dan kolaboratif yang dapat mengubah wajah sektor pertanian agar lebih menarik bagi generasi muda.
Ir. Munzir Busniah menekankan perlunya kelembagaan tani berbasis koperasi agribisnis, BUMNag, hingga insentif khusus berupa beasiswa vokasi, pelatihan manajerial, serta pembentukan komunitas mentor petani muda.
“Harus ada skema pembiayaan inklusif dan akses pasar yang jelas, termasuk koneksi ke platform digital dan UMKM lokal. Petani muda harus diberi ruang dan alat untuk berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, pakar pertanian lainnya, Dr. Ir. Feri Arlius, M.Sc, menggarisbawahi pentingnya adopsi teknologi pertanian modern seperti Internet of Things (IoT), drone, dan aplikasi pemantau hama dan cuaca sebagai daya tarik bagi petani muda.
“Teknologi harus diintegrasikan secara menyeluruh. Ini bukan hanya soal alat, tapi soal cara kerja dan pengambilan keputusan berbasis data,” ujar Feri.
Ia juga mengusulkan dibentuknya ekosistem smart farming yang didukung oleh pelatihan, inkubasi bisnis tani, dan program petani milenial yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemda dan lembaga pendidikan menjadi kunci.
“Kalau tidak ada regenerasi, kita akan menghadapi kekosongan pelaku pertanian di masa depan. Ini bukan sekadar soal ekonomi, tapi soal ketahanan pangan nasional,” tegasnya. (*)














