PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Program seragam gratis bagi siswa baru kelas 1 Sekolah Dasar (SD) di Kota Pariaman tahun ajaran 2025 yang merupakan salah satu program unggulan (progul) Wali Kota dan Wakil Wali Kota, dipastikan tetap berjalan. Namun, waktu pembagian seragam yang semula dijadwalkan sebelum masuk sekolah harus diundur.
Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Hertati Taher yang menjelaskan bahwa pihaknya masih membutuhkan waktu untuk menyempurnakan data penerima. Pengumpulan data mencakup pendataan siswa baru beserta ukuran pakaian dan sepatu masing-masing.
“Program ini tetap dilaksanakan di tahun ajaran baru 2025/2026. Hanya saja waktunya bergeser karena kita ingin datanya benar-benar valid agar seragam yang dibagikan sesuai dan bisa langsung dipakai siswa,” ujar Hertati.
Ia mengatakan, saat ini proses pendataan sedang berlangsung di seluruh sekolah dasar negeri di Kota Pariaman. Petugas sekolah diminta menginput data siswa baru, termasuk tinggi badan, ukuran baju, sepatu, serta kebutuhan tas.
“Karena pengukuran untuk baju dan sepatu siswa perlu dilakukan secara langsung, maka kita harus menunggu tahun ajaran baru dimulai. Oleh sebab itu, pengadaan seragam sekolah gratis dibagikan setelah siswa mulai bersekolah,” kata dia
Dinas menargetkan seluruh proses pengumpulan data dan pengukuran bisa rampung dalam dua pekan ke depan. Dengan begitu, pembagian seragam bisa dilakukan pada akhir Juli atau paling lambat awal Agustus 2025.
“Target kita akhir Juli atau awal Agustus. Setelah data lengkap, seragam bisa langsung diproduksi dan dibagikan,” jelasnya.
Adapun jenis perlengkapan yang akan diberikan dalam program ini meliputi satu stel seragam merah putih lengkap dengan dasi dan topi, sepasang sepatu, serta satu unit tas sekolah. Semua perlengkapan ini akan dibagikan secara gratis tanpa pungutan biaya apa pun kepada orang tua murid.
Program seragam gratis ini menyasar seluruh murid baru kelas 1 SD negeri yang tersebar di Kota Pariaman. Pemerintah daerah berharap program ini dapat meringankan beban ekonomi orang tua, sekaligus memberikan semangat bagi anak-anak memulai pendidikan formal.
“Ini adalah wujud komitmen wali kota dan wakil wali kota untuk memberikan akses pendidikan yang merata dan inklusif. Kita ingin memastikan semua anak bisa masuk sekolah dengan perlengkapan yang layak, tanpa membedakan latar belakang ekonomi,” pungkas Hertati. (h/mta)














