SPM merupakan gagasan Ir. Djoni, inisiator Komunitas Dangau Inspirasi (yang datang dari kalangan petani, praktisi, LSM, birokrasi, dan akademisi) yang sekarang sudah membentuk Yayasan Dangau Inspirasi Riset dan Pengembangan Pedesaan (DIRPP).
Ia kemudian menyebarluaskan gagasan SPM ini ke petani secara mandiri bersama Suhatril Isra dari LSM FIELD Indonesia yang kebetulan sedang menyebar gagasan pertanian tanpa bakar.
Tetapi SPM tidak mendadak muncul begitu saja di kepala Ir. Djoni. SPM kelihatannya merupakan kristalisasi pengalaman dan pergulatannya sebagai seorang insinyur pertanian yang bekerja sebagai pejabat pertanian pemerintah.
Tentu saja sudah seharusnya kalau dia peduli dengan masalah kesejahteraan petani dan pertanian yang makin mahal dan karena makin tergantung kepada berbagai bahan kimia sintetis beracun.
Pengalamannya dalam mengembangkan pertanian organik yang anti bahan kimia sintetis, dalam penyebarluasan metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang meminimalisir penggunaan obat-obatan, dalam menyediakan insentif untuk petani yang tidak membakar jerami, dalam pengembangan metode padi tanam sabatang, dalam gerakan pensejahteraan petani dan lainnya, mestinya menyumbang dalam konseptualisasi SPM.
Namun dalam penyebarluasan SPM, Ir. Djoni tidak gegabah. Yang pertama-tama dilakukannya adalah menguji coba sendiri metode SPM di dua petak sawah di samping Dangau Inspirasi sebanyak dua kali musim tanam.
Ketika hasilnya menggembirakan, SPM mulai diperkenalkan ke petani. Pengenalan ke petani juga dilakukan dengan hati-hati. Petani dianjurkan untuk pertama-tama menerapkan SPM di sebagian petak sawah mereka saja supaya petani bisa membuat perbandingan sendiri antara metode SPM dan metode sawah konvensional.










