Perekonomian dan pembangunan Yunnan berkembang pesat sejak awal abad ke-21 ketika pemerintah pusat di Beijing menyadari pentingnya posisi Yunnan secara geografis dan sebagai penghasil pangan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian dilanjutkan dengan industrialisasi sektor pertanian, maupun pengembangan teknologi maju di bidang budidaya pertanian dan peternakan.
Besarnya perhatian pemerintah bisa dilihat dari kebijakan pemerintah tertinggi terhadap provinsi ini. Sejak terpilih sebagai pemimpin tertinggi China pada Kongres Nasional PKT ke-18 (November 2012), Presiden Xi Jinping telah tiga kali berkunjung ke Yunnan. Dalam setiap kunjungan, ia selalu memberikan arahan dengan menekankan bahwa “Yunnan harus mengambil inisiatif untuk melayani dan berintegrasi ke dalam strategi pembangunan nasional, menempuh jalur pembangunan yang pesat, dan menjadi Pusat Kekuatan Tiongkok ke Asia Selatan dan Asia Tenggara”.
Arahan-arahan tersebut telah memberikan panduan yang jelas bagi pembangunan Yunnan, terutama di bidang infrastruktur, bertanding dengan provinsi-provinsi sebelah timur yang telah lebih dulu maju. Dengan dukungan pemerintah pusat, Yunnan giat membangun jalan tol dan jaringan jalan kereta api. Data per akhir 2024, total panjang jalan tol di Yunnan telah melampaui 10.000 kilometer atau sekitar 3 kali panjang seluruh jalan tol Indonesia. Selain itu, sudah ada sepanjang 5.000 kilometer jalan kereta api, lebih dari 1.200 kilometer di antaranya merupakan jalur kereta api berkecepatan tinggi, dan terlah tersambung sampai negara tetangga Vietnam dan Laos. Selain itu, Provinsi Yunnan memiliki 15 bandara sipil, serta tiga pelabuhan darat utama untuk mengirim barang-barang produksi Yunnan terutama ke Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Dalam buku promosi “2025 Yunnan International Friendship Cities Week” mereka menyebut Yunnan berkembang pesat bak gajah yang menari. Pada tahun 2020, total PDB Provinsi Yunnan pertama kali melampaui ambang batas 3 triliun yuan, dan tahun 2025 mencapai 3,15 triliun yuan atau setara lk. Rp7.500 triliun.
Dengan keadaan demikian, mereka menyebut Yunnan telah memulai perjalanan baru untuk memajukan modernisasi sosialis di segala aspek. Untuk mencapai tujuan pembangunan strategis pada tahun 2035 dalam tiga tahap, Yunnan dengan giat mempromosikan ekonomi berbasis sumber daya, ekonomi kawasan industri, dan ekonomi pelabuhan. Yunnan berkomitmen untuk meningkatkan industri pasarnya, supremasi hukum, ekologi, kerja sama internasional, dan ekonomi digital. “Yunnan sedang menulis bab baru bagi modernisasi Tiongkok dengan langkah-langkah yang solid”, demikian disebutkan.
Apa yang Bisa Dilakukan Sumbar?
Pada tanggal 20 Juni 2025, Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi dan Wakil Gubernur Yunnan, Xu Hao sudah meneken LOI (Letter of Intents—Pernyataan Kehendak) merancang kerja sama Provinsi Bersaudara (Sisters Province) antara Sumbar dengan Yunnan. Dalam naskah LOI tersebut disebutkan antara lain bahwa kedua provinsi sepakat akan mengembangkan kerja sama di bidang pertanian dan perdagangan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan, energi dan sumber daya alam, serta industri kreatif.














