Sistem pengawasan penduduk yang canggih itulah yang membuat kehidupan sosial di China menjadi sangat tertib. “Warga tak mau melanggar aturan apalagi melakukan kejahatan, karena takut akan mendapat skor kredit sosial negatif yang akan berakibat pada kehidupan mereka sendiri,” jelas Haneco.
Dan semua itu bukan hanya teori atau aturan di atas kertas saja. Selama empat hari kami melakukan “Safari Yunnan” mengunjungi berbagai tempat, sangat terasa keadaan yang aman, nyaman, tertib dan tanpa gangguan. Di berbagai lokasi seperti pasar, tempat parkir, rest area jalan tol, atau di tempat-tempat wisata seperti di Kota Tua Lijiang atau Desa Wisata Luoshui di Danau Lugu, Kabupaten Ninglang, tidak pernah kami temukan adanya tukang parkir liar, preman tukang palak, atau semacamnya yang mengganggu kenyamanan pengunjung.
Hal yang juga tidak pernah kami temukan adalah pedagang asongan, pengemis atau gelandangan. Baik di kota besar seperti Kunming, atau di kota wisata Lijiang dan kota Muslim Shadian, tak sekalipun kami melihat pengemis. Apakah pengemis telah disembunyikan atau telah dirazia dan ditertibkan untuk pencitraan karena ada tamu dari Sumatera Barat? Rasanya tidak mungkin lah yaw… (*)














