Dari Dukungan hingga Isbat Nikah
Iskandar S. Taqwa, Ketua UPZ Baznas Semen Padang, menyebut pembinaan 52 da’i di Mentawai sebagai program unggulan UPZ. Para da’i ini bertugas menyentuh langsung masyarakat yang belum banyak tersentuh dakwah.
“Medannya berat. Akses terbatas. Karena itu kami berikan dukungan penuh—insentif, kendaraan, bahkan tempat tinggal,” jelas Iskandar. Sebab, sebagian besar da’i berasal dari keluarga menengah ke bawah. Dukungan logistik penting agar mereka bisa fokus berdakwah.
Tak hanya membina da’i, UPZ juga menghadirkan program pendukung seperti sidang isbat nikah, bekerja sama dengan KUA dan instansi terkait. Banyak pasangan di Mentawai yang belum memiliki dokumen resmi, sehingga berdampak pada hak pendidikan dan layanan publik bagi anak-anak mereka.
Pembangunan masjid juga menjadi bagian dari program UPZ. Salah satunya, Masjid Bahrul Ulum di Dusun Sutek’ Uleu, Desa Simalegi, Siberut Barat. Masjid ini menjadi pusat ibadah, pendidikan, dan perlindungan spiritual di tengah keterbatasan.
Mentawai Tak Pernah Sendiri
Di barat Sumatera, Mentawai bagai halaman terakhir dari buku yang sering terabaikan. Namun bagi UPZ Baznas Semen Padang, halaman terakhir itulah yang paling bermakna. Di sanalah ketulusan diuji, komitmen disempurnakan.
Mentawai bukan sekadar titik di peta, tapi ruang dakwah yang sunyi. Di sana, suara azan kembali menggema, anak-anak belajar huruf hijaiyah, dan saf-saf masjid perlahan terisi. Tak perlu sorotan kamera atau mimbar mewah—cukup ketekunan, kesabaran, dan cinta.
Ketika rombongan UPZ kembali ke Padang, mereka tak hanya membawa laporan kegiatan. Mereka membawa harapan—bahwa cahaya Islam akan terus menyala, bahwa dakwah tak pernah berhenti karena jarak, dan bahwa Mentawai, meski terpencil, tak pernah benar-benar sendiri. (*)














