“Secara ekonomi, kopi gerobak itu pada jalannya juga akan mementingkan naik kelas. Maksudnya, dari kopi gerobak ia bisa mendirikan kafe kopi. Atau sebaliknya, karena sudah punya kedai, kopi gerobak pun tetap sama hadirnya untuk memperbesar marketnya yang lebih luas,” katanya.
Sehingga, di luar pencapaian ekonomi dalam zona tren ini, kopi gerobak tentu juga harus mementingkan nilai jual maupun kekhasannya untuk bisa bertahan. Dalam bersaing, mereka harus melakukan inovasi untuk menjaga daya saingnya sendiri.
“Dia punya batas akan kejenuhan pasar, kalau tidak ada inovasi. Dua atau tiga pasti bisa bertahan, tergantung bagaimana mereka menciptakan inovasi baru atas sesuatu yang ditawarkan agar pasarnya bisa tetap berlangsung dan berkembang. Inovasi itu ya dari kekhasan, atau suatu kondisi menarik yang menjadi nilai jualnya.”
Terlebih dalam lingkup tren ini, harus dipahami bahwa tidak ada yang abadi. Perubahan akan terus terjadi seiring berjalannya waktu. Tapi yang mampu bertahan karena inovasi, justru perubahan menjadi suatu kekuatan yang besar baginya, seperti beberapa kopi gerobak yang akan bisa eksis nantinya meski tidak lagi dalam kejayaannya. (*)














