Teks Foto : Rapat bersama niniak mamak tokoh dan tokoh masyarakat yang dipimpin oleh bupati Padang Pariaman Jhon Kenedi Aziz
PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menggelar diskusi Publik “Ba Iyo Ba Tido” yang digelar di Hall IKK Parit Malintang kabupaten padang Pariaman Selasa sore, (15/7).
Diskusi ini dihadiri oleh sejumlah narasumber utama, di antaranya Prof. Dr. Duski Samad yang membahas aspek religius, serta Prof. Dr. Amril Amir yang mengulas dimensi adat dan budaya. Acara ini dimoderatori oleh Dr. Hari Effendi Iskandar, dan turut dihadiri oleh akademisi lainnya seperti Prof. Armai Arief, Prof. Syafruddin, Dr. Alianis, dan Iskandar, yang turut memperkaya perspektif dalam diskusi.
Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Bupati Padang Pariaman Jhon Kenedi Aziz, Wakil Bupati Padang Pariaman Rahmat Hidayat, sejumlah kepala OPD, para camat, wali nagari, niniak mamak, organisasi kemasyarakatan, KNPI, organisasi pemuda, hingga perwakilan dari sejumlah pesantren. Kehadiran berbagai unsur ini menunjukkan kuatnya dukungan lintas sektor terhadap lahirnya Gerakan Basamo Mambangun Nagari (GBMN).
Dalam arahannya, Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis (JKA) menegaskan bahwa membangun daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan merupakan tanggung jawab kolektif yang memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, sinergi antar pihak adalah kunci untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan merata.
JKA juga menekankan bahwa kemajuan Padang Pariaman hanya dapat dicapai melalui semangat gotong royong, kolaborasi, dan kebersamaan. Menurutnya, pembangunan yang merata dan berkelanjutan tidak akan terwujud tanpa kekuatan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat.
Bukan hanya menjadi wadah bertukar pikiran, tetapi juga berhasil melahirkan rekomendasi strategis bernama “PATI KATO”. Rekomendasi ini menjadi fondasi lahirnya Gerakan Basamo Mambangun Nagari (GBMN), sebuah inisiatif kolektif untuk mendorong pembangunan nagari secara partisipatif dan berkelanjutan.
“PATI KATO” merupakan hasil kesepakatan kolektif antara pemerintah daerah, akademisi, tokoh adat dan agama, serta berbagai elemen masyarakat lainnya.
Salah satu langkah awal yang disepakati dalam Gerakan Basamo Mambangun Nagari (GBMN) adalah pembentukan kepengurusan, yang akan dilakukan oleh tim inisiatif bersama Pemerintah Daerah serta unsur Tali Tigo Sapilin, niniak mamak, alim ulama, dan cadiak pandai.
Proses ini ditargetkan rampung selambat-lambatnya pada akhir Juli 2025 sebagai fondasi awal gerakan yang kolaboratif dan berkelanjutan.
Pembentukan Forum Nagari juga menjadi salah satu langkah penting dalam GBMN. Forum ini akan diinisiasi oleh para Wali Nagari bersama unsur Tali Tigo Sapilin di tingkat nagari, dan berfungsi sebagai wadah koordinasi, musyawarah, serta perencanaan pembangunan yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal.
Pengukuhan pengurus GBMN dan pelaksanaan Muzakarah Tali Tigo Sapilin dijadwalkan berlangsung pada Jumat pertama bulan Agustus 2025.
Kegiatan ini menjadi tonggak awal dalam memperkuat sinergi antara unsur adat, agama, dan pemerintah, sebagai fondasi utama dalam mewujudkan pembangunan nagari yang berkelanjutan dan berbasis nilai-nilai lokal
Dan untuk pembahasan program kerja GBMN direncanakan berlangsung pada Jumat pertama bulan September 2025. Dalam forum ini, akan diformulasikan program kerja jangka pendek dan jangka panjang sebagai arah strategis gerakan.
Selanjutnya, sosialisasi dan komunikasi GBMN juga akan dilakukan secara resmi kepada para perantau. Langkah ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif perantau dalam pembangunan nagari, baik melalui kontribusi ide, pengalaman, maupun dukungan sumber daya yang dimiliki.
Gerakan GBMN melalui “PATI KATO” diyakini sebagai langkah strategis untuk membangun nagari secara menyeluruh. Tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, gerakan ini juga menekankan penguatan aspek moral, spiritual, sosial, dan budaya, sehingga tercipta pembangunan yang seimbang, berakar pada nilai-nilai lokal, dan berkelanjutan.
Dengan hadirnya gerakan ini, diharapkan Padang Pariaman tidak hanya membangun dari pinggir ke tengah secara geografis, tetapi juga dari hati ke hati secara emosional dan kultural.
Di akhir sambutannya, Bupati John Kenedy Azis (JKA) menyampaikan apresiasi kepada seluruh undangan dan tokoh yang hadir. Ia mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak, seraya menyambut hangat kehadiran mereka dengan ungkapan, “Saya ucapkan selamat datang dan apresiasi atas kehadiran dunsanak ambo sadonyo.” ujar JKA.
Harapannya Melalui semangat kolaborasi yang terbangun dalam “PATI KATO” dan Gerakan Basamo Mambangun Nagari (GBMN), Padang Pariaman menapaki langkah baru menuju pembangunan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berakar pada nilai-nilai lokal. (*)














