PADANG, HARIANHALUAN.ID – Bagi warga SMP Negeri 25 Padang, sosok Lilis Suwarti, M.Pd bukan sekadar kepala sekolah, tetapi juga seorang pemimpin yang mengayomi dan menginspirasi.
Mengusung prinsip “mengajar dengan hati”, ia terus berkomitmen menjadikan sekolah sebagai ruang tumbuh yang aman, nyaman, dan bermakna bagi seluruh warganya, terutama peserta didik.
Dengan pengalaman 34 tahun di dunia pendidikan, Lilis telah mengabdikan diri sebagai guru dan pendidik sejak awal kariernya. Ia memiliki latar belakang sebagai guru Matematika, dan dikenal sebagai pendidik yang sabar, disiplin, serta telaten dalam membimbing siswa. Sejak Januari 2024, ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 25 Padang.
“Anak-anak harus merasa diterima dulu, baru mereka bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Tugas kami adalah membuka ruang agar mereka tumbuh dengan percaya diri,” ujar Kepala Sekolah.
Di bawah kepemimpinannya, berbagai program berbasis karakter diperkuat. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), misalnya, bukan lagi sekadar rutinitas tahunan, tetapi menjadi ajang menanamkan nilai-nilai empati, toleransi, dan kerja sama sejak hari pertama siswa menginjakkan kaki di sekolah.
Ia juga aktif mendorong guru-guru untuk tidak hanya menjadi pengajar, tapi juga pembimbing dan pendengar yang baik bagi siswa. Ia percaya, ketika guru mengajar dengan hati, maka setiap siswa akan belajar dengan jiwa yang utuh.
“Saya selalu menekankan kepada guru di sekolah bahwa setiap anak itu berbeda-beda. Oleh karena itu, gaya mengajar guru juga harus disesuaikan. Ada anak yang belajar lebih mudah secara visual (penglihatan), ada yang auditori (pendengaran), dan ada juga yang kinestetik (gerakan dan pengalaman fisik). Guru perlu mengenali ini agar pendekatannya tepat,” jelas Kepala Sekolah.
Ditambahkannya, keberhasilan pembelajaran tidak bisa disamaratakan. Memahami gaya belajar siswa adalah bentuk penghargaan terhadap keberagaman potensi anak-anak.Seorang guru wajib bisa membangun keterikatan emosional dengan muridnya.
Di tengah tantangan pendidikan saat ini, termasuk adaptasi teknologi dan perubahan perilaku siswa, Lilis terus menekankan pentingnya menjadikan sekolah sebagai rumah kedua. Program-program seperti sarapan bersama, pembinaan mental, serta kegiatan seni dan budaya rutin menjadi bagian dari rutinitas di SMPN 25 Padang.(*)














