HARIANHALUAN. ID – Dosen Politeknik Negeri Padang (PNP) dan Universitas Negeri Padang (UNP) berkolaborasi menggelar pelatihan pengolahan jamur tiram bagi ibu-ibu petani budidaya jamur tiram Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Kegiatan ini berlangsung di Galery Kubang Badak awal Juli 25 lalu tersebut dengan peserta para petani jamur yang tergabung dalam kelompok budidaya dibawah naungan Forum Pemberdayaan Nagari Limau Manis (FPNLM). Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi keluarga melalui pemanfaatan potensi lokal.
Pelatihan diikuti puluhan petani jamur dan warga sekitar yang selama ini bergiat di usaha budidaya jamur tiram. Uniknya, pelatihan tidak hanya fokus pada satu produk, tetapi langsung memperkenalkan lima jenis olahan jamur tiram, yaitu rendang jamur, nugget jamur, sambal jamur, dendeng jamur, dan mie basah jamur. Panitia menyediakan semua peralatan masak, bahan baku jamur segar, bumbu, dan resep praktis untuk setiap produk. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jenis produk yang diolah, agar bisa fokus mempraktikkan teknik memasak secara langsung.
Ketua Pelaksana, Dr. Amy Fontanella,Ak, CA menjelaskan bahwa pelatihan bertujuan meningkatkan keterampilan peserta dalam mengolah jamur tiram menjadi produk bernilai tambah, bergizi, dan sehat.
“Dengan pelatihan ini, kami berharap ibu-ibu petani tidak hanya menjual jamur mentah, tetapi mampu menghasilkan produk olahan yang memiliki daya saing pasar,” ujar Amy.
Program ini mendapat dukungan penuh pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Program Riset Berdikari, sebagai bentuk hilirisasi riset yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Selain materi praktik, nantinya para peserta juga mendapat pendampingan teknis penggunaan mesin penunjang produksi untuk meningkatkan kapasitas olahan.
PIC kegiatan, Juliana Siregar, SPd, MPd.T dosen Tata Boga sekolah vokasi UNP, menjelaskan variasi olahan jamur ini dipilih agar peserta memiliki lebih banyak pilihan produk yang bisa dijual di pasar.
“Kita ingin ibu-ibu di Limau Manis tidak hanya menjual jamur mentah, tapi juga punya produk olahan siap konsumsi yang tahan lebih lama dan disukai pasar. Setiap produk punya cara pengolahan berbeda, dan kita pastikan peserta benar-benar praktik sampai bisa,” katanya.
Untuk memastikan kualitas rasa, panitia juga menghadirkan dua guru Tata Boga dari SMKN 6 Padang, Eka Rahayu dan Mia Anggelina Putri yang bertindak sebagai panelis uji sensori.
“Secara umum hasilnya sudah bagus, produknya menarik dan rasanya enak, hanya beberapa produk perlu sedikit perbaikan di sambal jamur yang sedikit pedas,” ujar salah satu guru penilai.
Noli, salah seorang peserta yang sebelumnya sudah mengolah jamur untuk dijual secara mandiri, turut memberi pendapatnya setelah mencoba hasil produk bersama kelompok yang lain.
“Resepnya beda dengan yang biasa saya pakai. Kalau nuggetnya ini lebih lembut dan kenyal, dendengnya lebih tipis dan garing, sambalnya juga lebih wangi dan rasa jamurnya lebih terasa. Banyak ilmu baru yang bisa saya bawa pulang,” kata Noli.
Sebagai Ketua Forum Nagari Limau Manis yang baru, Desi Fitria, SE menyampaikan apresiasi atas dukungan kampus dan pihak-pihak terkait.
“Ini pelatihan pertama di periode saya sebagai ketua forum nagari. Saya berterima kasih karena warga kami mendapat ilmu langsung dari dosen dan praktisi. Harapannya ke depan ada pendampingan pemasaran juga,” ucap Desi.
Zulimarni, S. Sos, mantan ketua forum yang kini menjadi pengawas, berharap kegiatan serupa terus berlanjut agar potensi jamur tiram di Limau Manis bisa dimaksimalkan untuk menambah pendapatan warga.
“Dulu kita fokus ke budidaya, sekarang warga diajari olahan. Ke depan, tinggal bagaimana produk ini dipasarkan lebih luas, misalnya lewat bazar atau toko oleh-oleh. Saya yakin warga mampu,” katanya optimis.
Pelatihan ini diakhiri dengan sesi mencicipi produk olahan bersama, diskusi evaluasi, dan rencana tindak lanjut untuk uji pasar. Dengan bekal keterampilan baru ini, warga Limau Manis diharapkan mampu mengembangkan usaha rumahan yang inovatif, sekaligus membuka peluang ekonomi baru di tingkat keluarga. (*)










