PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dunia pendidikan nasional tengah bersiap menghadapi era baru pembelajaran berbasis teknologi. Di tengah pesatnya arus digitalisasi, keberadaan dan peran strategis Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dinilai semakin penting dalam mendorong pemerataan pendidikan yang adaptif dan inovatif.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Barlius, saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Balai TIK se-Indonesia yang digelar di Auditorium Gubernur Sumbar, Kamis (17/7/2025).
“Anak-anak kita ke depan harus dibekali keterampilan digital, termasuk membuat coding dan memahami Artificial Intelligence (AI). Tanpa kita sadari, AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujar Barlius.
Menurutnya, Sumatera Barat telah mulai menerapkan digitalisasi di sektor pendidikan, salah satunya melalui pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) secara daring yang dinilai lebih transparan dan akuntabel.
“Tidak ada lagi titipan atau bangku cadangan. Semuanya murni berdasarkan sistem. Ini hasil kerja sama dengan Balai TIK dan Diskominfotik Sumbar. Masyarakat jadi lebih percaya,” katanya.
Barlius menekankan bahwa rakornas ini bukan sekadar forum formal, melainkan momentum strategis untuk berbagi ide dan solusi atas tantangan pendidikan di tengah kemajuan teknologi.
“Kita ingin hasil nyata. Ada inovasi, ada terobosan. Balai TIK dari seluruh Indonesia harus saling belajar. Teknologi berkembang cepat, dan dunia pendidikan tidak boleh tertinggal,” ucapnya.
Ia juga menanggapi polemik mengenai penggunaan perangkat chromebook yang sempat mencuat di tingkat nasional. Barlius menyatakan bahwa perangkat tersebut sebaiknya dioptimalkan, bukan dimusnahkan.
“Sayang kalau dihancurkan. Kami siap gunakan dan perbaiki yang masih bisa dipakai, demi anak-anak kita,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Yudhistira Nugraha, menyampaikan bahwa Balai TIK bukan sekadar pelengkap birokrasi, melainkan elemen kunci dalam pelaksanaan transformasi pendidikan di tanah air.














