Sebagai respons cepat, Dishut Sumbar telah mendatangkan dua regu Satgas Manggala Agni dari Provinsi Riau dan Jambi. Masing-masing regu terdiri dari 11 personel yang telah diterjunkan ke lokasi kebakaran untuk membantu upaya pemadaman di Kabupaten Solok dan Lima Puluh Kota.
“Seluruh anggota sudah berada di lapangan dengan peralatan lengkap untuk memperkuat pemadaman darat,” kata Ferdinal.
Meski opsi pemadaman melalui udara dengan teknologi water bombing belum diambil, Dishut menyebut hal itu tetap menjadi alternatif jika situasi semakin memburuk dan telah melalui koordinasi dengan BNPB.
Sementara itu, mengenai potensi munculnya kabut asap, Ferdinal menyatakan bahwa informasi resmi akan dikeluarkan setelah adanya konfirmasi dari BMKG, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan BPBD setempat.
“Sampai hari ini belum ada laporan resmi mengenai kabut asap, tapi situasi terus dipantau secara ketat,” ujarnya.
Ferdinal juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran. Musim kemarau panjang diperkirakan masih akan berlangsung hingga September mendatang.
“Masyarakat harus ikut berperan, terutama untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar atau membuang puntung rokok sembarangan. Pencegahan karhutla membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, aparat dan seluruh elemen masyarakat,” tuturnya. (*)














