PADANG, HARIANHALUAN.ID– Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Rudy Rinaldi, mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
Peringatan ini disampaikan menyusul kemarau panjang yang tengah melanda wilayah Sumbar dan telah memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah seluas total 270 hektare.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang memiliki kebun dan lahan pertanian, agar tidak membuka lahan dengan membakar. Ini sangat berisiko memicu kebakaran yang lebih luas dan sulit dikendalikan,” ujar Rudy Rinaldi kepada Haluan Selasa (23/7).
Sejauh ini, BPBD Sumbar mencatat karhutla telah melanda enam kabupaten/kota, yakni Kabupaten Solok, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan Padang Pariaman.
Dari luas total lahan terbakar, sebagian besar terjadi di dua daerah yang kini tengah bersiap menetapkan status tanggap darurat: Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok.
“Limapuluh Kota sudah menetapkan status tanggap darurat hingga 30 Juli mendatang. Kabupaten Solok kemungkinan akan segera menyusul,” ungkap Rudy.
Untuk mendukung upaya pemadaman, BPBD Sumbar telah mengirimkan satu unit mobil tangki air ke Limapuluh Kota guna membantu distribusi air ke mobil-mobil pemadam kebakaran yang tengah bekerja di lapangan. Tujuannya, agar mobil damkar tak lagi bolak-balik ke sumber air yang jauh, sehingga pemadaman bisa lebih efisien.
Upaya pemadaman juga melibatkan Dinas Kehutanan Sumbar melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) serta Balai Kementerian Kehutanan di tingkat pusat. Petugas di lapangan bekerja ekstra dengan peralatan seadanya demi menanggulangi penyebaran api yang kian meluas.














