Guna mempercepat proses penanggulangan, BPBD Sumbar juga tengah mengajukan bantuan modifikasi cuaca (TMC) ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Kami sedang diskusikan secara intensif dengan BNPB untuk segera dilakukan TMC di wilayah Limapuluh Kota. Permintaan ini sudah kami sampaikan secara lisan, dan akan segera kami follow up secara resmi,” jelas Rudy.
Kendati karhutla cukup masif, Rudy memastikan bahwa hingga saat ini belum ada titik kebakaran yang mendekati permukiman warga. Begitu pula dengan potensi kabut asap, yang sejauh ini belum dilaporkan oleh pemerintah kabupaten/kota di Sumbar.
“Kami terus melakukan koordinasi erat dengan seluruh pihak terkait, termasuk dinas kehutanan dan instansi vertikal di pusat. Respons cepat dan kolaborasi semua pihak sangat penting agar kebakaran ini tidak semakin meluas,” pungkas Rudy.
Pemprov Sumbar melalui BPBD mengajak masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memperburuk kondisi iklim ekstrem saat ini.
“Edukasi dan partisipasi publik menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terus menghantui daerah-daerah rawan di Sumatera Barat,” pungkasnya. (*)














