Semua program tersebut, lanjutnya, merupakan implementasi dari Sistem Rekrutmen, Pemagangan, Penempatan, dan Pelaporan Tenaga Kerja (SiRepi), yang dirancang untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang lebih terstruktur dan responsif terhadap kebutuhan pasar. “Melalui SiRepi, kami ingin memetakan kebutuhan dan potensi tenaga kerja, sekaligus mempertemukan mereka dengan pelaku industri yang tepat,” tutur Fadly.
Namun, ia mengingatkan, keberhasilan menurunkan angka pengangguran tidak semata bergantung pada pemerintah. Menurutnya, para pencari kerja juga harus proaktif dan bersungguh-sungguh memanfaatkan peluang yang diberikan. “Kadang ada peserta pelatihan yang sudah kami latih tapi tidak mau lanjut atau enggan memulai usaha karena merasa tidak cocok. Padahal peluang itu sudah kami siapkan,” ujarnya.
Fadly juga menyoroti maraknya penipuan berkedok lowongan kerja yang kerap menjerat pencari kerja, salah satunya kasus yang mengatasnamakan Basko City Mall (BCM) beberapa waktu lalu. “Kami prihatin melihat banyaknya korban. Masyarakat harus lebih waspada, jangan mudah tergiur dengan tawaran gaji besar atau bonus yang mencurigakan,” ucapnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengecek keabsahan informasi lowongan melalui kanal resmi dan tidak tergesa-gesa menyerahkan data pribadi atau uang. “Kalau memang ragu, silakan datang ke Disnakerin untuk klarifikasi. Kami siap bantu mencarikan informasi yang benar,” kata Fadly. (*)














