PASAMAN, HARIANHALUAN.ID — UPT Satuan Pendidikan Nonformal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Pasaman tengah mempersiapkan pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk peserta didik Program Paket C. Sebanyak 45 siswa ditunjuk sebagai peserta utama dan cadangan dalam asesmen yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025.
Kepala UPT SPNF SKB Lubuk Sikaping, Yulfatmi, menyampaikan bahwa Asesmen Nasional merupakan program evaluasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memotret dan meningkatkan mutu pendidikan di seluruh satuan pendidikan.
“Asesmen Nasional dilakukan melalui tiga instrumen, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk literasi dan numerasi, survei karakter dan survei lingkungan belajar,” ujar Yulfatmi kepada Harianhaluan, Jumat (25/7/2025).
Lebih lanjut dijelaskan, asesmen nasional berbeda secara mendasar dengan ujian nasional. Tujuan AN bukan untuk menilai capaian individu ataupun menentukan kelulusan, melainkan untuk memetakan mutu sistem pendidikan secara menyeluruh.
“Asesmen nasional tidak sama dengan ujian nasional. AN bertujuan mengevaluasi sistem pendidikan, bukan penentu kelulusan siswa, sedangkan UN dahulu digunakan untuk mengukur capaian individu dan menentukan kelulusan,” katanya.
Yulfatmi merinci sejumlah perbedaan antara AN dan UN. Jika ujian nasional menyasar seluruh siswa di akhir jenjang pendidikan, maka asesmen nasional hanya diikuti sebagian siswa yang dipilih secara acak sebagai sampel, serta melibatkan guru dan kepala sekolah.
Selain itu, hasil AN tidak diberikan dalam bentuk nilai individu, melainkan dalam profil mutu pendidikan sekolah dan daerah, sehingga tidak berdampak langsung terhadap siswa peserta asesmen. Sebaliknya, hasil UN digunakan sebagai dasar kelulusan dan seleksi ke jenjang pendidikan berikutnya. “Singkatnya, AN adalah alat untuk memperbaiki sistem pendidikan. Sedangkan UN adalah alat ukur untuk menentukan kelulusan siswa,” ucap Yulfatmi.
Menjelang pelaksanaan ANBK bulan Agustus, pihak SKB telah mempersiapkan berbagai aspek teknis untuk mendukung kelancaran asesmen, mulai dari kesiapan perangkat keras, jaringan internet, hingga kesiapan mental peserta didik. “Kami ingin memastikan segala aspek benar-benar siap, baik dari sisi perangkat komputer, software, hingga kesiapan siswa secara mental,” katanya.














