PADANG, HARIANHALUAN.id–Yayasan Konservasi Indonesia secara resmi meluncurkan Modul Blue Halo S 501 sebagai bagian dari kurikulum mata kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Senin (28/7).
Modul Blue Halo S 501 merupakan bentuk nyata Konservasi Indonesia dan UBH dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, degradasi ekosistem laut, serta ketahanan pangan nasional.
Modul Blue Halo S lanjutnya akan segera diterapkan secara langsung dalam proses pembelajaran di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UBH dan menjadi bagian dari upaya strategis mendukung implementasi ekonomi biru di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572.
Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M.Ed. menyampaikan apresiasi atas dukungan Konservasi Indonesia terhadap pengembangan program pendidikan tinggi kelautan khususnya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UBH.
Disebutkan juga, bahwa Yayasan Pendidikan Bung Hatta dan Universitas Bung Hatta berkomitmen dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki wawasan dan kepedulian terhadap keberlanjutan sumber daya laut.
Wakil Rektor I Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Pasymi, S.T., M.T. menyampaikan bahwa modul Blue Halo S 501Â yang diluncurkan tersebut merupakan langkah penting dalam transformasi kurikulum pendidikan tinggi kelautan di Indonesia.
Ia menilai hal ini sebagai wujud nyata kemitraan strategis antara dunia akademik dan lembaga konservasi.Â
Sementara itu Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov. Sumbar Resi Suriati, S.Pi. M.Si menyebutkan dalam menjalankan kegiatan terdapat pemahaman yang berbeda antara ekologi dengan ekonomi yang membuat dalam menjalankan program terdampak karena adanya perbedaan pemahaman.
Disampaikan juga Blue Halo S yang dirancang memadukan konservasi laut dengan pengelolaan perikanan berkelanjutan sehingga menjaga habitat sekaligus mendukung pangan dan penghidupan masyarakat pesisir.
Diharapkan dengan adanya modul Blue Halo S 501 akan lahir generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademik tetapi juga memiliki kepekaan ekologi dan berkomitmen untuk menjaga alam agar tetap lestari.
Senior Vice President & Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany, dalam hantaranya menyampaikan bahwa peluncuran Modul Blue Halo S 501 merupakan bagian dari implementasi program Blue Ecosystem Adaptation Mechanism (BEAM) yang menjadikan UBH sebagai Knowledge Learning Centre (KLC) dalam jejaring Blue Halo S di Indonesia.
Hal ini dalam mendukung percepatan pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta mendekatkan sains, kebijakan, dan masyarakat dalam satu ekosistem pembelajaran berkelanjutan.
Disebutkan Modul Blue Halo S 501 terdiri dari tujuh bab strategis yang mencakup pendekatan ekosistem dalam perikanan, konservasi spesies fokal, ekosistem karbon biru, praktik budi daya berkelanjutan, hingga pembiayaan konservasi laut.Â
Materi disusun oleh akademisi dan praktisi dari UBH  dan Yayasan Konservasi Indonesia yang ditujukan untuk mahasiswa program magister, dosen, peneliti, serta pemangku kepentingan, dan diharapkan dapat menjadi referensi nasional dalam memperkuat kapasitas SDM sektor kelautan.
Peluncuran Modul Blue Halo S 501 tersebut dihadri lebih dari 100 perserta dari berbagai instansi, dosen dan mahasiswa dengan harapan dapat mendorong lahirnya kebijakan serupa di kampus-kampus lain di Indonesia, terutama di wilayah pesisir dan kepulauan, yang memiliki peran krusial dalam pengelolaan sumber daya kelautan nasional. (h/ita)














