PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Ketidakhadiran Persatuan Sepakbola Kota Pariaman (Persikopa) dalam Kejuaraan Piala Soeratin 2025, menimbulkan kekecewaan di kalangan pecinta sepak bola lokal.
Ketua KONI Kota Pariaman memberikan penjelasan bahwa absennya tim ini bukan semata disebabkan oleh persoalan dana, melainkan karena masalah internal dalam tubuh kepengurusan Persikopa itu sendiri.
Menurut Ketua KONI Kota Pariaman, Edison TRD, banyak pengurus harian Persikopa yang telah mengundurkan diri dari jabatannya. Hingga kini, belum ada langkah konkret untuk melakukan regenerasi atau perombakan kepengurusan baru. “Kepengurusan saat ini praktis tidak berjalan. Itu yang jadi kendala utama,” ujarnya.
Pihaknya telah meminta Askot PSSI Kota Pariaman untuk segera memfasilitasi pembentukan kepengurusan baru. Namun, tidak ada gerakan atau inisiatif dari pengurus yang tersisa untuk merespons kondisi tersebut. Situasi ini membuat proses persiapan menuju Piala Soeratin gagal terlaksana.
Ia juga menegaskan bahwa tidak tepat jika seluruh kesalahan dilimpahkan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman. Menurutnya, peran pemko adalah sebatas menaungi dan mendukung melalui mekanisme anggaran.
“Pemko tidak bisa mencampuri langsung urusan teknis dan internal tim, karena itu menjadi domain pengurus,” katanya.
Edison menambahkan, pihaknya senantiasa dapat menyalurkan bantuan pendanaan untuk Persikopa sebagai salah satu cabang olahraga, melalui Askot PSSI Kota Pariaman. Seperti yang dilakukan KONI selama ini, yang telah jor-joran memberi bantuan agar tim tidak work out dalam putaran nasional kejuaraan tahun lalu.
“Kalau ada pengajuan resmi dari Askot, bisa kami bantu. Tapi karena pengurusnya sendiri tidak aktif dan tidak mengurus, bantuan itu tidak bisa disalurkan,” ujarnya.
Ia menyayangkan bahwa ajang Piala Soeratin, yang merupakan salah satu kompetisi bergengsi bagi atlet usia muda, harus dilewatkan begitu saja oleh Kota Pariaman. Padahal, ajang ini selama ini menjadi panggung untuk pencarian bakat dan prestasi daerah.














