Teks foto : Foto bersama Direktur Politeknik ATI Padang (tengah), Wadir 2 dan Bagian Umum. IST
PADANG, HARIANHALUAN.ID – Sejak berdiri pada tahun 1974 dengan nama awal Akademi Teknologi Industri Padang, Politeknik ATI Padang terus menunjukkan konsistensinya sebagai salah satu kampus vokasi unggulan di bawah Kementerian Perindustrian RI. Dengan pendekatan pembelajaran 70 persen praktik dan 30 persen teori, kampus ini fokus mencetak lulusan yang siap kerja.
Setiap tahun, Politeknik ATI Padang hanya menerima sekitar 550 mahasiswa baru. Pembatasan ini bertujuan menjaga kualitas pembelajaran, terutama dalam pelaksanaan praktik keahlian yang memerlukan alat khusus dan pengawasan intensif.
“Kami batasi jumlah mahasiswa karena vokasi itu lebih banyak praktik, butuh alat dan bimbingan langsung. Kalau terlalu banyak, dikhawatirkan mahasiswa tidak optimal menyerap ilmu,” ujar Direktur Politeknik ATI Padang, Dr. Isra Mouludi, M.Kom, dalam wawancara pada Selasa (29/7).
Politeknik ATI Padang memiliki lima program studi, yakni D4 Teknologi Rekayasa Bioproses Energi Terbarukan, D3 Teknik Industri Agro, D3 Teknik Kimia Bahan Nabati, D3 Analisis Kimia, dan D3 Manajemen Logistik Industri Agro.
Sejak 2023, kampus ini menjalin kerja sama beasiswa dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan. Tahun lalu, 150 mahasiswa menerima beasiswa ini, dan pada 2025 jumlahnya meningkat menjadi 210 mahasiswa.
“Alhamdulillah, tahun ini kami mendapatkan kuota beasiswa BPDPKS untuk 210 mahasiswa, hampir setengah dari total penerimaan mahasiswa baru kami,” ungkap Isra.
Beasiswa tersebut diprioritaskan bagi anak petani sawit, pekerja di industri sawit, atau yang memiliki lahan sawit. Proses seleksinya dilakukan langsung oleh Ditjenbun.
Selain beasiswa dari BPDPKS, Politeknik ATI Padang juga menawarkan beasiswa prestasi dari Kementerian Perindustrian melalui BPSDMI, serta beasiswa kerja sama dengan Pemerintah Kota Pariaman melalui program “Satu Keluarga Satu Sarjana” (SagaSaja). Adapun jalur pendaftaran mandiri masih dibuka hingga 7 Agustus 2025.
Untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang mumpuni, seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti uji kompetensi sebelum menjalani ujian akhir. Ujian ini disesuaikan dengan program studi masing-masing dan disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Sebelum ujian komprehensif atau ujian akhir, mahasiswa wajib uji kompetensi dulu. Misalnya di jurusan Logistik, diuji kompetensi pergudangan,” jelas Isra yang menjabat sebagai Direktur sejak 2024.
Sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, kampus ini juga aktif dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama melalui pembinaan industri kecil dan menengah (IKM) di Sumatera Barat.(*)














