“Kami menargetkan pada tahun 2026 Padang sudah masuk nominasi sebagai Kota Gastronomi UNESCO. HJK kali ini menjadi titik awal kampanye budaya gastronomi secara sistematis dan berkelanjutan,” tutur Didi.
Selain menyorot kuliner sebagai komponen utama, Didi menyebut, HJK ke-356 juga akan menampilkan tema turunan “Rasa yang Mengikat, Warisan yang Menghidupkan” sebagai penguat narasi. Tema ini menggambarkan bagaimana rasa khas Minang menjadi pengikat emosional antar generasi dan penghubung antarbudaya.
“Rasa dalam makanan kita itu bisa menyatukan orang dari berbagai latar belakang. Kita ingin masyarakat kembali merasakan bangga terhadap kuliner sendiri dan menjadikannya kekuatan ekonomi yang hidup,” ucap Didi.
Pemko, tutur Didi juga menargetkan peringatan HJK ini dapat menjadi motor promosi budaya kuliner ke level nasional dan internasional, sejalan dengan upaya peningkatan sektor pariwisata.
“Dengan promosi yang tepat, kunjungan wisatawan bisa meningkat. Apalagi tren wisata kuliner sedang naik. Ini peluang besar untuk memperkenalkan Padang sebagai destinasi rasa,” tuturnya.
Selain itu, sambungnya, tema tersebut juga menyasar pemberdayaan masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro dan kecil di bidang kuliner dimana Pemko Padang berupaya mendorong keterlibatan aktif para pelaku usaha makanan tradisional, generasi muda, serta komunitas kreatif dalam menyukseskan rangkaian acara.
“Kami libatkan pelaku UMKM, komunitas juru masak tradisional, hingga pelajar dan mahasiswa dalam kegiatan ini. Kami ingin warisan kuliner ini tidak hanya dilestarikan, tapi juga dikembangkan secara inovatif,” kata Didi.
Sebagai bagian dari kegiatan HJK, katanya, sejumlah agenda telah disiapkan, mulai dari festival kuliner, pawai budaya, seminar gastronomi, kompetisi memasak makanan khas Padang, hingga peluncuran digitalisasi narasi kuliner melalui platform media sosial dan web pariwisata resmi. (*)














