PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat (Sumbar) meluncurkan program Dari Nagari untuk Negeri atau DAUN. Program ini telah bergulir sejak awal tahun dan kini terus diperluas ke berbagai nagari di Sumbar.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, menjelaskan bahwa program DAUN dirancang agar pembangunan di tingkat daerah sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, khususnya dalam memperkuat ketahanan pangan. Selain itu, program ini juga menjadi instrumen untuk menekan inflasi serta mendorong digitalisasi ekonomi di tingkat nagari. “Program DAUN sudah berjalan hingga saat ini secara merata di nagari-nagari dan desa di kabupaten/kota se-Sumbar,” ujar Majid saat ditemui Haluan, Jumat (1/8) di kantornya.
Menurutnya, program DAUN memiliki tiga kerangka kerja utama. Kerangka pertama adalah penguatan ketahanan pangan dan hilirisasi produk pertanian, yang difokuskan pada empat subbagian utama. Salah satunya adalah transisi menuju pertanian berkelanjutan rendah karbon yang diterapkan dari hulu hingga hilir.
Kerangka ketahanan pangan ini juga menitikberatkan pada pemberdayaan petani muda inovatif. BI mendorong lahirnya petani milenial dengan menggandeng anak-anak muda lulusan pertanian yang bersedia turun langsung ke lahan. “Kami ingin mencetak petani muda yang kreatif dan berkelanjutan, agar pertanian di Sumbar tidak tertinggal zaman,” sebut Majid.
Sebagai langkah konkret, BI menghadirkan sekolah lapang bagi petani. Dalam sekolah lapang ini, petani diajarkan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (TOT) yang efisien. Metode ini membantu petani menghemat biaya pengolahan tanah, mempercepat masa tanam, serta menurunkan biaya produksi secara signifikan. “Metode ini kami dorong terutama untuk pengembangan padi organik yang bebas bahan kimia,” tambahnya.
Program pertanian ini diharapkan mampu meningkatkan produksi komoditas utama Sumbar seperti padi, bawang, dan cabai, sekaligus menjaga stabilitas pasokan untuk menekan inflasi bahan pangan. Hingga kini, sekitar 40 kelompok tani di Sumbar telah mengikuti program ini. Diharapkan, setiap kelompok dapat menularkan ilmu yang diperoleh kepada petani lain di nagari masing-masing, sehingga manfaatnya meluas.
Kerangka kedua program DAUN adalah ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Fokusnya adalah mendorong pemberdayaan usaha masyarakat dalam berbagai sektor, mulai dari wastra, kuliner, pariwisata, hingga mendukung pertumbuhan UMKM lokal. “Kami ingin UMKM Sumbar naik kelas. Bukan hanya dalam produksi, tetapi juga dalam inovasi produk dan pemasaran digital,” jelas Majid.














