“Saya pindahan dari SMAN 10 Padang. Kalau anak SMA bisa kami arahkan, karena usia mereka sudah mampu memahami mental atau perasaannya dengan baik. Kalau anak SMP di sekolah ini latar belakangnya berbeda-beda, saya memang merasakan shock culture. Tapi ini menyenangkan bagi saya, beragam karakter yang dihadirkan ini membuat saya harus banyak berinteraksi secara holistik dan personal,” ujarnya.
Hal yang paling terpenting, kata Riyanti, kehadiran Sekolah Rakyat ini tak hanya mengedepankan pembelajaran secara akademik saja, tapi membutuhkan ketekunan dan sinergi bersama. Wali asuh, wali asrama, tenaga pendidik dan pihak terkait lainnya harus bergerak bersama, karena di usia seperti ini ibarat akar untuk mendorong masa depan mereka yang lebih baik.
“Kami harus aktif dan lebih persuasif untuk terus menanamkan nilai-nilai moral, sosial, dan hal-hal baik. Karakter dan sosial yang baik pasti bisa mereka wujudkan asal tidak terputus. Kita harus bergerak bersama dan insya Allah kami yakin seyakin-yakinnya,” katanya.
Salah seorang siswa, Lutfi merasa senang dengan suasana di Sekolah Rakyat ini, “Saya senang banyak kawan dan bisa berkumpul bersama-sama setiap hari,” ujarnya.
Sidwa lainnya, Defa turut mengungkapkan kesenangannya karena merasa mendapatkan suasana yang baru dan mengasyikkan, “Saya bisa bermain dengan kawan-kawan.” Dan juga Danil. “Ya, kami bisa bermain dengan teman baru. Kami sangat senang.”
Upaya Pembentukan Karakter
Kepala BBPPKS Padang, Nuryadi mengatakan, yang menjadi kejaran penting dari pelaksanaan Sekolah Rakyat ini adalah pembentukan karakter selain pembelajaran yang diterapkan. Pembentukan karakter merupakan modal penting guna membuka jalan yang selebar-lebarnya bagi masa depan anak-anak.
“Tentunya kehadiran Sekolah Rakyat ini untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan gratis ini. Dan pembentukan karakter adalah upaya kita bersama untuk membebaskan belenggu-belenggu mereka, agar nantinya mereka bisa berdaya saing dan berguna bagi daerah dan bangsanya kelak,” ujarnya.
Sistem pembelajaran boarding school, Nuryadi menjelaskan, dapat mengintensifkan tujuan utama dalam pembentukan karakter di luar jam pembelajaran yang juga menggunakan kurikulum nasional.
“Karena sistem asrama ini, kami mengoptimalkan karakter dalam kurikulum tambahan di asrama. Artinya, bisa lebih maksimal dalam pembinaan asrama nantinya. Sebagaimana tujuan Sekolah Rakyat, karakter menjadi bekal utama setelah pembelajaran wajib yang didapatinya selama bersekolah,” kata Nuryadi.














