Menurut Syafrizal Adek yang juga menjabat sebagai Vice President ISTAF (International Sepaktakraw Federation)—pemanggilan dua atlet Sumbar ini merupakan tonggak penting dalam sejarah teqball daerah.
“Ini adalah bukti bahwa pembinaan yang kami lakukan berjalan pada jalurnya. Kami tak hanya bicara soal prestasi hari ini, tapi juga masa depan. Kita sedang menanam dan sudah mulai memetik hasilnya,” katanya penuh semangat.
Lebih dari sekadar pencapaian pribadi, Syafrizal menilai prestasi ini merupakan bahan bakar semangat bagi pembinaan teqball di seluruh Sumatera Barat. Ia bertekad mendorong pengembangan olahraga ini ke seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.
“Kami ingin lebih banyak Zikrha dan Dazzu lain lahir dari bumi Minang. Kami optimistis, atlet-atlet Sumbar mampu membawa harum nama Indonesia di kancah internasional,” tegasnya.
Di tengah badai dinamika organisasi olahraga Sumbar, secercah cahaya datang dari lapangan teqball. Zikrha dan Dazzu menjadi simbol harapan, bahwa di balik berbagai kekurangan struktural, potensi dan semangat juang atlet Minang tak pernah padam. (*)














