Desa Devisa Gambir dirancang untuk memutus rantai keterpurukan tersebut. Selama setahun, Kanwil DJPb Sumbar bersama LPEI akan membina dan mendampingi petani di 35 nagari di Lima Puluh Kota.
Pendampingan meliputi pelatihan tata cara dan standar komoditas ekspor, fasilitasi pembiayaan, hingga pencarian pasar internasional. Selain itu, petani akan mendapatkan bantuan peralatan pengolahan, agar gambir yang dihasilkan memiliki kualitas dan nilai jual ekspor.
“Peluncuran kemarin bukan sekadar seremonial. Kami akan mendampingi setahun penuh. Setelah itu, petani diharapkan mandiri, mampu memproduksi dan mengakses pasar ekspor sendiri,” tutur Dody.
Dengan dukungan ini, Desa Devisa Gambir diharapkan menjadi model pemberdayaan desa yang mampu mengubah wajah perekonomian Sumbar. Bukan hanya mengharumkan nama daerah di pasar global, tetapi juga menyejahterakan tangan-tangan petani yang selama ini menjadi penggeraknya. (*)














