Sistem ini juga harus berafiliasi atau bekerjasama dengan lembaga-lembaga adat dan agama, agar ilmu dan wawasan yang diperoleh oleh siswa tidak hanya bersifat tekstual. Alim ulama perlu menyeimbangkan pendidikan hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan dengan manusia). Karena Islam bukan hanya soal shalat dan puasa, mendirikan masjid dan pondok tahfiz, tetapi juga tentang adil, jujur, dan kasih sayang sosial.
Para orang kaya dan donatur Minangkabau yang punya perhatian tinggi terhadap kampung halaman, harus merubah paradigma dan berpikir keluar kotak, agar membagi sumbangan dan perhatian tidak hanya membangun masjid cantik dan indah. Tetapi juga berpikir untuk mendirikan sekolah-sekolah formal dan informal di Nagari, yang memberi penekanan sejajar antara adab dan ilmu sesuai semangat ABS-SBK.
Harapan Baru, Dari Simbol Menjadi Sistem Hidup
Kiranya masih belum terlambat, kita masih bisa memperbaiki arah jalan yang akan dituju oleh anak cucu. Tapi langkah awalnya adalah, kita harus “sama-sama menyadari bahwa ada yang salah selama ini” dalam cara kita memahami dan mewariskan adat dan agama kepada generasi.
Tidak bisa tidak, ABS-SBK harus kembali menjadi “roh kehidupan masyarakat Minangkabau”, bukan hanya sekadar semboyan di prasasti atau kata-kata indah dalam pidato para tokoh dan pejabat saja. Karena tanpa adat yang hidup, dan agama yang membumi dalam sistem sosial, maka identitas Minangkabau akan menjadi kosong. Dan ketika identitas kosong, maka masyarakatnya akan rapuh, mudah dihasut dan diombang-ambingkan oleh perubahan zaman tanpa arah.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bawah ABS-SBK hari ni hanyalah sebuah semboyan tanpa arti, ia hanya hadir sebagai hiasan pemanis kata saja tanpa pemahaman yang berarti. Sementara itu adat budaya terpinggirkan, praktek atau pengalaman agama kini cenderung kepada ritual dan simbol-simbol saja.
Tapi kita masih punya harapan untuk memperbaikinya, dengan catatan para pemimpin di Minangkabau hari ini menyadari hal ini, menyadari bahaya yang akan dihadapi oleh generasi di kemudian hari. Merancang dan memasukkan nilai-nilai ABS-SBK ke dalam sistem pendidikan adalah langkah pertama dan utama yang harus diperjuangkan segera.










