PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Dari limbah yang kerap terbuang, lahir peluang emas. Kulit jagung yang biasanya berakhir di tumpukan sampah kini berubah menjadi karya bernilai jual, berkat sentuhan kreativitas para ibu rumah tangga (IRT) Nagari Lareh Nan Panjang, Kabupaten Padang Pariaman. Semua berawal dari sentuhan tangan akademisi Universitas Negeri Padang (UNP) yang hadir membawa semangat kemandirian ekonomi.
Tim Pengabdian Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar program pemberdayaan ibu rumah tangga di Nagari Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman, pada 11–12 Agustus 2025. Mengusung tema “Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga dalam Menopang Perekonomian Keluarga”, kegiatan ini diikuti 20 peserta perwakilan dari empat korong.
Kegiatan yang dipimpin Dr. Lili Dasa Putri, M.Pd itu tak sekadar memberi materi, tapi juga praktik langsung pembuatan kerajinan tangan berbahan kulit jagung. Tujuannya, membangkitkan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal dan menciptakan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) baru.
“Ini wujud melahirkan wanita hebat yang mandiri, kreatif dan mampu menopang ekonomi keluarga. Kulit jagung yang dianggap limbah bisa disulap menjadi produk bernilai jual tinggi,” ujar Lili.
Ia menambahkan, program ini tidak hanya bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga langkah strategis membangun kelompok usaha mandiri di nagari.
“Kami ingin ibu-ibu rumah tangga punya keterampilan yang berdaya saing, sehingga mampu memberi kontribusi nyata bagi perekonomian daerah,” katanya.
Sementara Wali Nagari Lareh Nan Panjang, Muskinta, menyampaikan apresiasi atas inisiatif UNP. Menurutnya, pelatihan ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat untuk berinovasi dan mengoptimalkan kearifan lokal. “Kami berharap akan terbentuk komunitas kreatif yang mampu memanfaatkan potensi nagari menjadi sumber penghasilan,” katanya.
Acara berlangsung penuh antusiasme dan ditutup dengan pemberian sertifikat kepada peserta. Hasil pelatihan membuktikan, kulit jagung yang semula dianggap tak berguna ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi jika diolah dengan kreativitas. Produk yang dihasilkan tidak hanya bernilai jual, tapi juga mengangkat keterampilan dan kesejahteraan masyarakat setempat. (*)














