PAYAKUMBUH, HARIANHALUAN.ID – Prodi Pendidikan Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia telah melakukan pengabdian masyarakat tentang Edukasi Kecemasan Pada Pasien di RSUD ADNAN WDs Payakumbuh, Selasa (27/5/2025).
Ketua TIM Pengabdian masyarakat, Ns. Dia Resti DND, M. Kep dengan anggota tim yaitu Ns. Mera delima, M.Kep dan 2 orang mahasiswa Prodi Pendidikan Ners mengatakan, bahwa salah satu indikator penting dalam evaluasi kinerja rumah sakit dan kualitas pelayanan kesehatan adalah Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lama rawat inap (Rochayati et al., 2023). ALOS didefinisikan sebagai rata-rata jumlah hari pasien dirawat di rumah sakit, dihitung dari tanggal masuk hingga tanggal keluar (Aisya AF et al., 2024).
“Lama rawat inap merupakan aspek krusial dalam manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit. World Health Organization (WHO) menekankan pentingnya optimalisasi lama rawat inap sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan efisiensi sistem kesehatan dan mengurangi beban ekonomi (World Health Organization, 2018),” katanya.
Lama rawat inap yang berkepanjangan dapat memiliki implikasi signifikan terhadap kesejahteraan psikologis pasien. Berada jauh dari lingkungan yang familiar, terpisah dari keluarga dan rutinitas normal, serta menghadapi ketidakpastian terkait kondisi kesehatan dapat memicu perasaan cemas pada pasien (Karima & Setyorini, 2017).
“Selain itu, semakin lama seseorang dirawat di rumah sakit, semakin besar kemungkinan mereka terpapar pada stressor lingkungan rumah sakit, seperti kebisingan, gangguan tidur, dan kurangnya privasi, yang dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat kecemasan (Manurung et al., 2024),” tambahnya.
Kecemasan pada pasien rawat inap merupakan fenomena yang umum terjadi namun seringkali kurang mendapat perhatian. Penting untuk dicatat bahwa kecemasan yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah gangguan kecemasan klinis, melainkan respon emosional normal terhadap situasi yang dianggap mengancam atau tidak pasti.
Ia menjelaskan, berdasarkan survey awal yang dilakukan dengan wawancara pada 12 September 2024 didapatkan bahwa 10 orang pasien di ruangan rawat inap Dahlia merasa cemas selama rawat inap. Hal ini disebabkan karena kekhawatiran tentang proses pengobatan, tindakan-tindakan pengobatan yang dilakukan seperti pemasangan selang ngt, beban finasial keluarga, biaya makan selama menunggu anggota keluarga yang sakit, dan ketidakmampuan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab sehari-hari.














