Pantauan Haluan beberapa waktu lalu, seperti di simpang tiga Sawahan, dan kawasan di sepanjang Jalan Jati, di bandar kali masih terdapat sampah-sampah plastik yang masih terlihat hanyut dan bahkan tersangkut, lalu terlihat sedikit menumpuk.
Di tempat lain, di Jalan Perjuangan Raya Kurao Pagang, Jalan Biologi Gunung Pangilun, bekas pembuangan sampah masih terlihat sisa-sisa sampah plastik yang tertinggal. Belum lagi maraknya kehadiran makanan di warung-warung cepat saji yang cukup banyak menggunakan styrofoam sebagai tempat makanannya. Kadang tempat itu ujung-ujungnya akan tetap dibuang di tempat sampah.
Saat ini, berdasarkan himpunan data yang dijelaskan Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, sekitar 120-an ton per hari sudah terakomodir oleh bank sampah dan pemulung. Lebih dari 650 ton sampah per hari yang dihasilkan, setidaknya sekitar 250 ton sampah dikompos, 75 ton untuk maggot, 200 ton RDF anorganik, dan 150 ton daur ulang anorganik tersebut.
“Hasilnya hanya 75 ton sampah yang ditimbun di TPA. Keberadaan LPS (Lembaga Pengelolaan Sampah) di masing-masing lurah ini sangatlah membantu. 106 LPS yang tersebar di seluruh kelurahan berhasil mengumpulkan 540 ton sampah per hari,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Fadelan Fitra Masta, beberapa hari lalu.
Penanganan sampah di Kota Padang kian hari menunjukkan kemajuan signifikan. Upaya pengelolaan sampah oleh pemerintah kota dan masyarakat berhasil mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) secara drastis.
“Berdasarkan data terbaru, sebanyak 82,3 persen sampah berhasil dikelola oleh berbagai lembaga, menyisakan hanya 75 ton sampah yang ditimbun per hari. Ini tentunya suatu pertumbuhan positif di mana selanjutnya bisa kita optimalkan lagi,” katanya.














