“Jemaah tidak hanya sekadar diberangkatkan, tapi benar-benar siap lahir batin. Hafalan doa dan bacaan salat dipraktikkan berulang kali sampai mereka menguasai. Jadi saat di Tanah Suci, mereka bisa lebih khusyuk dan tidak kebingungan,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Rahmat Kamal, yang akrab disapa Ustaz Rahmat, sekaligus pendamping utama manasik.
Ia menegaskan setiap jemaah dibekali Buku Pintar atau ‘buku kuning’ yang berisi tabel amalan harian, target hafalan, hingga catatan ibadah sunnah. Setiap pertemuan, progres jemaah dipantau melalui buku tersebut.
“Buku ini jadi panduan. Jemaah harus menandai amalan harian dan hafalan doa. Lalu dipraktikkan pada pertemuan berikutnya. Dengan begitu, mereka terbiasa sebelum benar-benar beribadah di Tanah Suci,” jelasnya.
Meski tidak gencar berpromosi, biro ini banyak diminati melalui rekomendasi mulut ke mulut. Menurut Desriani, ada jemaah yang bahkan sudah tiga kali berangkat bersama Risalah Madina karena merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
“Promosi utama kami itu jemaah lama yang merasa nyaman dan kembali lagi. Mereka membagikan pengalaman ke keluarga atau tetangga. Dari situlah banyak calon jemaah baru yang datang,” tambahnya.














