Tantangan tentu tidak sedikit. Dinamika organisasi, perbedaan pendapat, hingga keterbatasan sumber daya pernah ia hadapi. Namun bagi Juanda, semua bisa diatasi dengan komunikasi yang baik dan niat ikhlas. Prinsip yang selalu ia pegang sederhana. “Hidup harus bermanfaat,” katanya.
Kini, di tengah gempuran era digital, Juanda menitipkan pesan kepada generasi muda Solok Selatan agar tidak takut bersuara, kritis terhadap keadaan dan bijak memanfaatkan teknologi.
Kisahnya menjadi inspirasi, dari sebuah desa kecil di Kerinci, seorang anak yatim tumbuh menjadi pemimpin muda yang berani bermimpi besar. Juanda S. Jamhur adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang, melainkan batu loncatan menuju prestasi. (*)














