“Bentuk pengabdian yang kita lakukan adalah pemberian materi, pemberian makanan tambahan dan suplementasi tablet tambah darah. Kita juga memberikan poster edukasi sebanyak delapan buah, booklet edukasi 33 buah, dan alat pemeriksaan Hb dua buah dengan total nilai Rp3.500.100,” ujar Sania.
Ia menjelaskan, stunting merupakan manifestasi dari kegagalan pertumbuhan (growth faltering), yaitu tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan tinggi badan normal anak seusianya yang dinyatakan dengan nilai z-score berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur (z-score TB/U < -2.0).
Salah satu faktor penting dari kejadian stunting adalah faktor ibu atau faktor prenatal (maternal factors/prenatal factors). Faktor risiko prenatal yang berhubungan dengan kejadian stunting dapat direduksi dengan pemantauan faktor risiko prenatal dengan penatalaksanaan yang tepat.
“Pemerintah telah menetapkan strategi nasional upaya pencegahan stunting melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Gambaran upaya pencegahan risiko stunting pada periode kehamilan antara lain gravida, usia kehamilan, LiLA, ANC, imunisasi, riwayat penyakit, pemeriksaan Hb dan konsumsi tablet Fe,” ucap Sania Lailatu Rahmi. (*)














