Relevansi dengan Kondisi Indonesia Saat Ini
Jika kita melihat kondisi kepemimpinan di Indonesia hari ini, pelajaran dari Nabi terasa sangat relevan. Korupsi masih menjadi masalah besar. Banyak pemimpin yang tersandung kasus hukum karena tidak mampu menjaga integritas. Godaan kekuasaan membuat sebagian pejabat menyalahgunakan jabatannya. Di sisi lain, lemahnya sistem kaderisasi membuat kita sering kekurangan figur pemimpin yang benar-benar visioner dan berkarakter.
Di tengah situasi ini, meneladani kepemimpinan Nabi bukan sekadar romantisme sejarah, melainkan kebutuhan nyata. Kita membutuhkan pemimpin yang jujur, konsisten, adil, taat hukum, dan berakar pada iman.
Penutup: Dari Seremoni ke Aksi Nyata
Peringatan Maulid Nabi seharusnya tidak berhenti pada seremoni tahunan. Ia harus menjadi momentum refleksi dan komitmen untuk menyiapkan generasi pemimpin masa depan. Kepemimpinan Nabi membuktikan bahwa keberhasilan besar lahir dari integritas, konsistensi, keadilan, dan keimanan serta ketaqwaan sebagai fondasinya.
Jika kita ingin bangsa ini maju dan berdaulat, maka kita harus serius menyiapkan pemimpin sejak dini—mulai dari rumah tangga, sekolah, perguruan tinggi, masyarakat, hingga partai politik. Dan yang paling utama, kita harus memastikan bahwa kepemimpinan itu dilandasi oleh keimanan kepada Allah, agar para pemimpin kita terjaga dari sifat zalim dan penyalahgunaan kekuasaan.
Dengan cara itu, warisan kepemimpinan Nabi tidak hanya kita kenang, tetapi juga kita hidupkan dalam praktik nyata. Inilah jalan untuk menjadikan bangsa ini benar-benar dipimpin oleh figur-figur yang berintegritas, adil, dan beriman, sebagaimana teladan Nabi Muhammad SAW. (*)










