Cuaca di wilayah terdampak kembali diguyur hujan, menyebabkan debit air perlahan naik dan berpotensi memicu banjir susulan. Posko darurat di Pekon Gunung Sari terus beroperasi sebagai pusat koordinasi penanganan, didukung unsur BPBD, Satpol PP, Dinas Sosial, aparat kecamatan, aparat desa, serta masyarakat.
Bupati Lampung Barat telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Tanah Longsor, Banjir, dan Banjir Bandang di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh selama 14 hari, mulai 10 hingga 24 September 2025, guna mempercepat penanganan dan pemulihan pascabencana.
Sementara itu, banjir bandang terjadi di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Senin, (8/9), dipicu oleh hujan deras dengan intensitas tinggi. Banjir melanda hampir seluruh wilayah Kecamatan Mauponggo yang bertopografi perbukitan, dengan air yang mengalir deras dari daerah hulu menuju pesisir pantai, menyebabkan kerusakan berat pada sarana dan prasarana umum serta merusak rumah, jembatan, dan jaringan listrik serta komunikasi.
Perkembangan penanganan bencana, dua ruas jalan yang sebelumnya terputus karena banjir telah berhasil ditangani, tetapi tiga ruas jalan lain masih belum dapat dilalui. Tim BPBD Kabupaten Nagekeo bersama dinas teknis terus berupaya menurunkan alat berat untuk mempercepat pemulihan akses dan infrastruktur.
Korban jiwa tercatat sebanyak lima orang meninggal dunia, tiga orang masih hilang, dan tiga lainnya luka-luka, sementara 30 jiwa mengungsi ke rumah kerabat. Kerusakan materiil meliputi satu rumah hanyut, satu rumah rusak berat, dua kantor pemerintah, dua jembatan rusak, dan tiga ruas jalan utama terdampak.
Upaya pencarian korban yang hilang juga masih berlangsung dengan keterlibatan tim SAR, TNI, dan Polri, meskipun kondisi cuaca berkabut tebal serta lumpuhnya jaringan komunikasi dan listrik memperlambat proses penanganan dan pelaporan. Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem yang berlaku dari 9 sampai 30 September 2025.














