PADANG, HARIANHALUAN.ID — Setelah nyaris 13 tahun terpendam tanpa kepastian, wacana pembentukan angkutan umum aglomerasi Trans Palapa akhirnya kembali mengemuka.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumbar, Dedy Diantolani, mengungkapkan bahwa konsep transportasi massal yang menghubungkan Padang, Padang Pariaman, dan Kota Pariaman itu, kini tengah dikaji serius bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
“Wacana Trans Palapa sudah ada sejak 2012. Namun saat itu tidak pernah ditindaklanjuti. Sejak tahun lalu, wacana ini kami hidupkan kembali. Sekarang masih dalam tahap kajian,” ujar Dedy, Jumat (12/9/2025).
Baca Juga: Alarm Kecelakaan Meninggi, MTI Desak Trans Palapa Segera Meluncur di Sumbar
Konsep Trans Palapa disebut tak jauh berbeda dengan layanan Trans Padang. Bedanya, jaringan ini dirancang melayani tiga daerah aglomerasi utama, Padang, Lubuk Alung (Padang Pariaman), dan Pariaman. Kehadiran Trans ini dinilai mendesak, karena aktivitas masyarakat antarwilayah terus meningkat, baik untuk bekerja maupun berwisata.
Selama ini, transportasi publik yang tersedia baru sebatas layanan kereta api. Namun, keterbatasan jangkauan membuat banyak kawasan belum terlayani. “Trans ini nantinya akan diintegrasikan dengan layanan kereta api dan Trans Padang, sehingga transportasi publik semakin komprehensif,” kata Dedy.
Dari hasil kajian sementara, telah ditetapkan empat koridor awal yang akan dilayani, yakni
1. Terminal Anak Air–Batang Anai–Lubuk Alung–Parit Malintang–Sicincin
2. Terminal Anak Air–Ulakan (via BIM)–Pusat Kota Pariaman
3. Parit Malintang–Lubuk Alung–Sintoga–Pauh Kamba–Kuraitaji–Pariaman
4. Sicincin–Sungai Sariak–Pariaman
Kehadiran Trans Palapa diharapkan mampu menjawab kebutuhan transportasi publik yang nyaman, aman, dan terjangkau bagi masyarakat di kawasan pesisir barat Sumbar, sekaligus menekan ketergantungan pada kendaraan pribadi. (*)














