PADANG, HARIANHALUAN.ID- Tim Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Sumatera Barat (UGPRISBA) melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM), di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Kegiatan ini dimulai sejak bulan Juli lalu, dan akan berlangsung sampai Desember 2025 mendatang.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan oleh Yosmed Hidayat, M.Si (Dosen Program Studi Biologi Terapan) selaku ketua tim, dengan dua orang anggota, Dr. Yendra, M.Hum (Dosen Program Studi Humanitas) dan Erita, M.PdE (Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi).
Yosmed Hidayat mengatakan, Program Kemitraan Masyarakat ini tersenggara atas dukungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Tahun 2025.
Mengangkat tema, Budidaya Jamur Konsumsi Masyarakat Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, kegiatan juga melibatkan lima orang mahasiswa aktif Universitas PGRI Sumatera Barat diantaranya, M. Sultan Akbar, Geby Arswendi, Siti Halimatu Saddiah, Miftahul Khairi dan Ririn Mayuli Santika.
“Kegiatan ini dijalankan dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Sebagai mitra kita, Industri Rumah Tangga (IRT) Lasiva Agro yang diketuai oleh Sulastri turut berperan aktif dalam kegiatan ini. Lasiva Agro adalah pelaku UMKM budidaya jamur yang terdapat di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang,” ujar Yosmed.
Rektor Universitas PGRI Sumatera Barat, Prof. Dr. Ansofino, M.Si menyebut mendukung penuh kegiatan yang dilaksanakan. Karena akan dapat membantu memecahkan masalah dan memberikan solusi terhadap hambatan yang dialami masyarakat pelaku usaha.
“Selain itu kegiatan ini dapat mengembangkan potensi lokal yang dimiliki suatu daerah, sehingga ke depan bisa memajukan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Yosmed menambahkan, selain untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan mitra dalam meningkatkan produksi dan pengembangan usaha, PKM budidaya jamur ini juga akan bisa meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam membangun kemandirian.
“Ini akan bisa membangun kemandirian mitra, utamanya dalam mengambil peluang-peluang yang dapat meningkatkan usaha dan pendapatan mereka, sehingga ke depan dapat memicu terjadinya pertumbuhan ekonomi di masyarakat,” ujar Yosmed.
Dikatakannya juga, kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yakni optimalisasi produksi meliputi pembenahan sarana budidaya, perbaikan teknik budidaya dan kultur murni bibit jamur.
Kemudian manajemen usaha mitra meliputi, pembenahan organisasi Lasiva Agro, penguatan kecerdasan linguistik sebagai penunjang usaha mitra dan manajemen sistem manajemen keuangan usaha mitra.
Selama kegiatan berlangsung, masyarakat mitra (IRT Lasiva Agro) sangat antusias mengikutinya. Masyarakat berharap kegiatan seperti ini bisa diadakan secara berkelanjutan, karena edukasi dan dalam menjalankan usaha sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat.
“Melalui kegiatan ini wawasan dan pengetahuan IRT Lasiva Agro dalam pengelolaan usaha budidaya jamur jadi semakin bertambah, kita berharap ke depan usaha yang dijalankan juga semakin berkembang,” tukasnya. (*)














