Sebelum petugas melakukan telecollecting terhadap peserta yang menunggak. Pihaknya melakukan mapping data terlebih dahulu pada aplikasi SIMANIS dengan jumlah bulan tunggakan, daerah peserta, dan dilanjutkan dengan menghubungi peserta.
Selanjutnya, petugas memasukan hasil telecollecting ke aplikasi SIMANIS. Petugas juga mengedukasi peserta bahwa pembayaran iuran dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah.
Haris juga menegaskan, berbagai inovasi digital telah disiapkan untuk memudahkan masyarakat, mulai dari Mobile JKN, Whatsapp Pandawa dan Care Center 165.
“Peserta tidak perlu repot datang ke kantor cabang, semua bisa dilakukan dari genggaman tangan. Inilah bentuk transformasi layanan BPJS Kesehatan yang semakin adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Haris juga mengatakan bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan mengajak masyarakat Indonesia untuk menjaga status kepesertaan JKN untuk selalu aktif.
“Kesehatan adalah investasi jangka panjang. JKN hadir sebagai bentuk perlindungan negara untuk rakyatnya. Mari kita jaga bersama, karena sehat itu indah, dan JKN adalah payung pelindung saat hujan datang,” ujarnya.
Salah seorang peserta turut merasakan manfaat dari telekolekting adalah Aiza (36), ia mengaku awalnya sempat menunggak iuran karena kondisi ekonomi yang sulit. Namun berkat penjelasan petugas yang menghubunginya, ia akhirnya mengetahui adanya program REHAB dan langsung mendaftar melalui Aplikasi Mobile JKN.
“Kalau dicicil seperti ini tidak begitu berat. Saya sangat terbantu, karena dengan kondisi usaha yang sepi, beban terasa lebih ringan. Petugas yang menelpon pun menjawab pertanyaan saya dengan sabar. Walaupun dulu saya sempat kesal karena sering ditelepon, sekarang saya sadar tujuannya baik, yaitu supaya kepesertaan saya tetap aktif,” cerita Aiza.
Hal serupa dirasakan oleh Riskasari (36), peserta JKN dari segmen PBPU. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa dirinya menunggak sebelum mendapat telepon dari petugas.
“Untung cepat diingatkan. Kalau tidak, mungkin baru sadar saat butuh layanan dan kartu sudah nonaktif. Bagus sekali kalau BPJS Kesehatan rutin menelpon peserta yang menunggak, biar kami tidak terkendala saat membutuhkan layanan kesehatan,” ucapnya. (*)














