DHARMASRAYA, HARIANHALUAN.ID – Program andalan Presiden RI Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG), diduga tercoreng ulah oknum calo di Kabupaten Dharmasraya. Sejumlah peminat serius yang ingin mendirikan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG justru terjerat pungutan liar berkedok “uang administrasi”.
Seorang korban mengaku sudah menyetor Rp11,8 juta kepada seseorang yang mengklaim berasal dari yayasan resmi penyedia MBG. Namun, hingga kini tidak ada kejelasan terkait realisasi pendirian dapur yang dijanjikan.
“Saya sudah transfer Rp11,8 juta. Katanya untuk administrasi. Tapi sampai sekarang tidak ada kepastian, malah diminta nambah lagi dengan berbagai alasan,” ucap korban sambil menunjukkan bukti transfer.
Kasus serupa dialami beberapa korban lainnya. Mereka mengaku tergiur karena kuota pendaftaran online ke Badan Gizi Nasional (BGN) sudah penuh, sementara yayasan rekanan yang lolos diduga “menjual” kembali jatah dapur MBG yang dimilikinya. Ironisnya, hingga kini yang terlihat hanya spanduk, tanpa ada aktivitas nyata.
Di Kabupaten Dharmasraya, tercatat ada 28 dapur SPPG MBG, namun baru satu yang beroperasi penuh di Koto Baru, serta satu lagi di Sitiung (Dapur Alinia) yang dijadwalkan berjalan pekan depan. Dua dapur lain milik Yayasan Amanah Kuranji ditargetkan mulai beroperasi awal Oktober.
Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, mengaku sudah melaporkan kasus ini kepada pihak BGN. Bahkan, BGN turun langsung ke Dharmasraya dan mengeluarkan ultimatum kepada yayasan atau rekanan resmi.
“BGN sudah memberi tenggat waktu 45 hari. Jika tidak juga jalan, yayasan tersebut akan diblacklist dan pendaftaran akan dibuka kembali,” katanya.
Annisa mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak bujuk rayu calo. Ia menekankan bahwa satu-satunya jalur resmi adalah pendaftaran online melalui website BGN. “Kenapa harus lewat calo? Daftarlah langsung secara online, jangan jadi korban permainan oknum,” tuturnya.
Dengan kasus ini, publik menanti langkah tegas pemerintah agar program strategis nasional MBG benar-benar berjalan sesuai tujuan mulianya, bukan justru menjadi bancakan oknum. (*)














