SIDOARJO, HARIANHALUAN.ID — Aktivitas pembersihan puing reruntuhan gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah selesai dilakukan pada Selasa (7/10) dini hari.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menyatakan dari seluruh rangkaian operasi SAR yang telah dilakukan sampai Selasa (7/10), didapatkan 61 jenazah dari balik puing reruntuhan, termasuk tujuh potongan bagian tubuh yang saat ini masih proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).
Dirinya menjelaskan tujuh potongan tubuh sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah berasal dari dua korban yang menurut data posko darurat masih dalam pencarian.
“Jawaban itu akan segera diketahui setelah seluruh proses identifikasi selesai dilakukan,” tuturnya.
Dengan selesainya pembersihan puing dan berakhirnya operasi SAR, tahap penanganan bencana kini memasuki fase transisi menuju pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Tanggung jawab selanjutnya diserahkan dari BNPB kepada BPBD Provinsi Jawa Timur dengan pendampingan dari BNPB.
Dalam masa transisi ini, proses identifikasi korban terus berjalan. Dari total 61 korban meninggal dunia, baru 17 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Total korban mencapai 165 jiwa, dengan rincian 104 selamat dengan rincian 4 orang masih dirawat, 99 orang telah kembali ke rumah, dan 1 orang tidak memerlukan perawatan.
Sementara itu, Polda Jatim sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab runtuhnya musala empat lantai tersebut. Beberapa barang bukti telah diamankan dari lokasi kejadian, dan sejumlah saksi dimintai keterangan guna menggali fakta di lapangan. (*)














