BATIPUAH ATEH, HARIANHALUAN.ID – Di tengah tantangan ketahanan pangan nasional, Nagari Batipuah Ateh, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, menegaskan langkah strategisnya. Melalui Musyawarah Nagari Khusus (Musna Khusus) yang digelar Selasa (7/10/2025) di Aula Kantor Wali Nagari, pemerintah nagari bersama masyarakat menyepakati penambahan jenis tanaman hortikultura yang akan menjadi ujung tombak Program Ketahanan Pangan tahun 2025.
Musyawarah tersebut menjadi forum penting bagi seluruh pemangku kepentingan di tingkat nagari dan kecamatan untuk menyatukan visi menuju kemandirian pangan lokal. Hadir dalam kegiatan ini antara lain Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kabupaten Tanah Datar, Irwadi Agusra, perwakilan Camat Batipuh, Yurike Sylvi Angelia, Tim P3MD Kecamatan Batipuh, Weri Koto Dt. Tumangguang Sati dan Noverawati, perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Batipuh, Aulia Sandi, jajaran BUMNag Indo Jati Mandiri, serta masyarakat calon pelaksana program.
Kegiatan ini membahas pemanfaatan alokasi 20% dana desa tahun anggaran 2025 yang diarahkan sepenuhnya untuk mendukung sektor ketahanan pangan. Fokus program tidak hanya pada peningkatan produksi tanaman pangan, tetapi juga pada penguatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
Acara tersebut dibuka oleh BPRN Sukirman. Ia mengatakan, tahun ini Nagari Batipuah Ateh melakukan penambahan jenis tanaman yang difokuskan pada komoditas pangan dan hortikultura, seperti jagung, padi, umbi-umbian dan sayuran. Penambahan ini mencakup tanaman yang memiliki nilai jual tinggi dan berpotensi dikembangkan di wilayah nagari.
Sebagai bentuk komitmen nyata terhadap program ketahanan pangan, pada tahun ini Nagari Batipuah Ateh telah mengalokasikan 20% dana desa, yaitu sebesar Rp198.000.000 ke BUMNag (Badan Usaha Milik Nagari). Dalam skema ini, hasil pertanian yang diperoleh akan dibagi dengan ketentuan sebagai berikut, 70% untuk pemilik lahan atau pengelola (petani/pemanfaat lahan), 30% untuk BUMNag sebagai pihak penyedia modal, sarana produksi, dan pendampingan.
Wali Nagari Batipuah Ateh, Ade Putra, dalam arahannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam menjalankan program ini. Ia menyebut, keberhasilan ketahanan pangan bukan semata diukur dari hasil panen, tetapi dari kemampuan nagari mengelola sumber dayanya secara mandiri.
“Program ini bukan sekadar kegiatan tahunan, tapi langkah nyata menuju kemandirian pangan dan ekonomi nagari. Kami mendorong pelaksana untuk bekerja profesional serta memanfaatkan pendampingan dari BPP sebaik mungkin,” ujar Ade Putra.
Kemudian Wali Nagari Batipuah Ateh mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki lahan kosong atau terbengkalai, serta siap untuk diolah dan dimanfaatkan, agar dapat menghubungi Direktur BUMNag atau langsung ke pemerintah nagari.














