Sementara, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyampaikan bahwa program percepatan penurunan stunting telah dilaksanakan sejak tahun 2018 hingga saat ini. Secara umum, angka stunting di Sumatera Barat memang menunjukkan tren penurunan, meskipun penurunan tersebut belum begitu signifikan. Bahkan pada tahun 2024, angkanya justru mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023.
“Kondisi ini perlu menjadi perhatian kita semua karena dampak dari stunting bersifat jangka panjang dan dapat mengancam terwujudnya Indonesia Emas. Saat ini angka stunting di Sumatera Barat sudah lebih dari 24 persen. Ini menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi kualitas sumber daya manusia kita,” ujarnya.
Ia menegaskan, Indonesia Emas tidak akan dapat diwujudkan apabila kualitas SDM yang dihasilkan tidak memadai. Oleh sebab itu, Sumatera Barat harus mengambil langkah-langkah strategis dalam penanganan stunting melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilakukan secara konvergen, integratif, dan berkualitas dengan kerja sama multisektor.
“Stunting ini disebabkan oleh banyak faktor, sehingga kita harus menggerakkan seluruh sektor yang ada, serta meningkatkan perhatian dan kepedulian bersama,” jelas Gubernur. (*)














